| Tujuan dan Fungsi Humas | ||||
| Minggu, 24 Maret 2013 | ||||
| Tujuan yang ingin dicapai dalam pekerjaan kehumasan tergolong dua golongan besar yaitu: A. Komunikasi Internal (personil/anggota institusi) · Memberikan informasi sebanyak dan sejelas mungkin mengenai institusi. · Menciptakan kesadaran personil mengenai peran institusi dalam masyarakat. · Menyediakan sarana untuk memperoleh umpan balik dari anggotanya. B. Komunikasi Eksternal (masyarakat) · Informasi yang benar dan wajar mengenai institusi. · Kesadaran mengenai peran institusi dalam tata kehidupan umumnya dan pendidikan khususnya. · Motivasi untuk menyampaikan umpan balik. Maksud dan tujuan yang terpenting dari PR adalah mencapai saling pengertian sebagai obyektif utama. Pujian citra yang baik dan opini yang mendukung bukan kita yang menentukan tetapi feed back yang kita harapkan. Obyektif atau tujuan PR yaitu "Pengertian". "The object of PR is not the achievement of a favourable image, a favourable climate of opinion, or favourable by the media". PR is about achieving an UNDERSTANDING. Tujuan utama penciptaan pengertian adalah mengubah hal negatif yang diproyeksikan masyarakat menjadi hal yang positif. Biasanya dari hal-hal yang negatif terpancar: hostility, prejudice, apathy, ignorance. Sedangkan melalui pengertian kita berusaha merubahnya menjadi: sympathy, acceptance, interest dan knowledge. Penelitian yang diadakan oleh International Public Relations Association (IPRA) pada tahun 1981 menyimpulkan bahwa pada umumnya fungsi PR/humas masa kini meliputi 15 pokok yaitu: · Memberi konseling yang didasari pemahaman masalah prilaku manusia. · Membuat analisis "trend" masa depan dan ramalan akan akibat-akibatnya bagi institusi. · Melakukan riset pendapat, sikap dan harapan masyarakat terhadap institusi serta memberi saran tindakan-tindakan yang diperlukan institusi untuk mengatasinya. · Menciptakan dan membina komunikasi dua-arah berlandaskan kebenaran dan informasi yang utuh. · Mencegah konflik dan salah pengertian. · Meningkatkan rasa saling hormat dan rasa tanggung jawab sosial. · Melakukan penyerasian kepentingan institusi terhadap kepentingan umum. · Meningkatkan itikat baik institusi terhadap anggota, pemasok dan konsumen. · Memperbaiki hubungan industrial. · Menarik calon tenaga yang baik agar menjadi anggota serta mengurangi keinginan anggota untuk keluar dari institusi. · Memasyarakatkan produk atau layanan. · Mengusahakan perolehan laba yang maksimal. · Menciptakan jadi diri institusi. · Memupuk minat mengenai masalah-masalah nasional maupun internasional. · Meningkatkan pengertian mengenai demokrasi. Dalam mengemban fungsi tersebut maka jenis-jenis pekerjaan PR adalah sebagai berkut : · Menulis (artikel, pamflet, press release) · Produksi Cetakan/distribusi/promosi (stiker, buletin, poster) · Produksi film atau audiovisual · Produksi display/ perkenalan · Iklan · Hubungan komunikasi dengan media, radio, TV · Konfrensi dan Pertemuan Publik · Hubungan Parlementer · Hubungan dengan pemerintah · Hubungan dengan kelompok interest tertentu · Hubungan dengan industri dan komersial · Hubungan komunitas · Hubungan internasional · Hubungan dengan pekerja · Hubungan dengan donatur · Survey atau penelitian ummat · Komunikasi dari publik ke kinerja organisasi · Merencanakan, menganggar and mengatur program kerja PR · Formulasi kebijakan PR · Yang paling modern yaitu Teknologi Informasi seperti internet, intranet, e-mail, homepage (berandawarta), FTP, IRC, DLL. (anggit) |
Minggu, 24 Maret 2013
Tujuan dan Fungsi HUMAS
Masih soal HUMAS
BAB I :
DEVINISI HUMAS
BAB II
KEBERADAAN HUMAS DALAM ORGANISASI
Mengacu dari ketiga tujuan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa setelah pengetahuan/pikiran dibuka, emosi atau kepercayaan disentuh maka selanjutnya perilaku positif dapat diraih. Pada akhirnya, semua itu kembali pada tujuan yang lebih besar yakni, terbentuknya citra/ image yang fafourable tehadap organisasi/lembaga dimana humas berada.
Peranan yang paling sering dilakukan petugas humas sangat tergantung dari beberapa hal, Antara lain system budaya organisasi/perusahaannya, tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas, struktur organisasi/perusahaan yang menentukan wewenang dan kebijakan humas, serta cirri khas kehumasan sebuah organisasi/perusahaan. Sementara peranan ideal menginginkan humas dapat terlibat hingga di tingkat messo/manajerial.
Kegiatan humas pada hakikatnya adalah kegiatan berkomunikasi dengan berbagai macam simbul komunikasi, verbal maupun nonverbal. Kegiatan komunikasi nonverbal, sebagian besar adalah pekerjaan mulai dari menulis proposal, artikel, progress report, menulis untuk presentasi, menulis untuk pres (press realis), membuat rekomendasi dan lain sebagainya. Sedangkan verbal lisan antara lain jumpa pers, goert guide / open house, announcer, presenter,desk informations, dan sebagainya. Kegiatan komunikasi nonverbal meliputi penyelenggaraan pameran, seminar, special event, riset / penelitian, pers kliping, dan sebagainya.
BAB III
ALAT-ALAT HUMAS
Selain iklan korporat, penjelasan tentang iklan dapat dijadikan sebagai alat humas untuk menjelaskan dengan fenomena bahwa iklan produk juga berimplikasi pada terbentuknya image negatif tentang perusahaan.
Namun, seperti halnya iklan, pameran juga memiliki implikasi yang buruk bagi kehumasan. Yakni bila stand pameran yang dibangun tidak mencermenkan wibawa perusahaan, penjaga stand yang tidak mencerminkan budaya organisasi,bahan-bahan pameran yang tidak mencerminkan kualitas produk,dan sebagainya.
BAB IV
MACAM-MACAM HUMAS
Masyarakat dapat digunakan oleh industri untuk mempengaruhi legislative,pengesahan undang-undang uatau peraturan, usaha-usaha lobi masyarakat, liputan pers, komentar editorial, surat pembaca ataupun dalam usaha pemberitahuan kepada cabang-cabang perusahaan. Beberapa penerapan humas dalam industri dan bisnis meliputi ; hubungan dengan pelanggan dan peran humas terhadap marketing yang pada akhirnya melahirkan peraturan marketing PR (MPR), hubungan pemegang saham, hubungan dengan karyawan, hubungan dengan pers, bantuan untuk merekrut pegawai baru, hubungan dengan komunitas, hubungan antar perusahaan/organisasi lain, hubungan dengan pemerintahan (legeslatif dan eksekutif.
BAB V
FENOMENA HUMAS
Masih banyak lagi yang sebenarnya menurut kita, namun tidak disadari. Kesadaran akan lingkungan hidup di Indonesia,juga menggunakan strategi kehumasan.
BAB VI
PROFIL HUMAS
Sistem Sentralisasi yaitu biasanya diterapkan pada perusahaan yang tidak besar. Di mana aktivitas PR diorganisasi secara terpusat atau oleh pusat, posisi atau keduduukan praktisi PR biasanya berada di bawah bagian yang lain dan berada di tingkat lower-middlemanagement.
Sistem Desentralisasi yaitu sistem ini biasanya diterapkan pada peruahaan yang besar, dam manajemen mengerti betul akan pentingnya PR sebagai suatu pendekatan manajemen.
Sistem mana yang akan diterapkan tergantung dari beberapa hal, antara lain sebagai berikut :
PR harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang berbagai macam media dan memahami proses manajeman. PR harus memiliki kemampuan dalam memecahkan suatu masalah, dala mengambil keputusan, mengelola opini public, mengefaluasi kecenderungan perilaku dan respo public. PR juga harus memiliki selera dan perilaku yang baik tentang etika, simpati, dan empati, kepemimpinan, semangat, kreativitas dan imajiasi, kematangan/stabilitas kepribadian serta integritas pribadi.
BAB VII
ORGANISASI PROFESI HUMAS
Sebagai organisasi resmi, Perhumas telah menetapkan kode etik profesi dan telah terdaftar di Departermen Dalam Negeri dan Departermen Penerangan waktu itu, serta tercatat dan diakui oleh International public Relations Association (IPRA), yang merupakan organisasi profesi di tingkat internasional.
BAB VIII
TOKOH DAN PERISTIWA PENTING
Kemudian tahun 1903 seorang tokoh dari amerika yang kemudian dikenal sebagai “ God Father of PR” untuk praktik kehumasan, Ivy L. Lee meninggalkan pekerjaannya sebagai reporter dan memulai pekerjaanya sebagai agen pers. Selain itu kegiatan kehumasan juga telah dilakukan oleh komisi asuransi di inggris pada tahun 1911 atas instruksi Llyod George bendahara negara untuk menjelaskan undang-undang asuransi nasional. Taktik kehumasan yang cukup rinci dan terarah mulai digunakan oleh pemerintah inggris pada tahun 1912.
Diantara orang berbakat dalam kelompok creel, munculah seorang tokoh yang pada tahun 1999lalu dikukuhkan sebagai “God Father of PR” atau pemikiran dalam falsafah dan pendidikan humas, yakni Edward L. Bernays keponakan Sigmoud Freud. Antara tahun 1926 hingga 1923 di Iggris berlangsung suatu upaya kehumasan besar-besaran pada zamannya. Tahun 1926 kerajaan inggris membentuk Dewan Penasehat Kerajaan yang merupakan tanda pertama digunakan humas sebagaimana kita kenal sekarang.Tujuan dari dewan ini adalah membuat kerajaan tetap menjadi pikiran rakyat iggris.
Di antara perang Dunia, terjadi perkembangan pesat aktivitas humas disetiap bidang kehidupan Amerika Serikat. Tanda-tanda pecahnya Perang Dunia II mempercepat tendensi tersebut dan sekalilagi pemerintah Amerika merintis jalan dengan merintis kantor informasi perang OWI (the office of war information) di bawah pimpinan Elmer Dafis. Ketika perang dunia berakhir kementrian penerangan diganti dengan suatu lembaga nonkementrian yaitu Kantor Pusat Penerangan.
Aktivitas humas yang didekati dengan unsur komunikan memerlukan syarat tersedianya komunikator dan komunikan yang cerdas,media yang memadai, sistem yang demokratis, sarana dan prasayana yang mendukung. Khusus pada negara-negara dunia ketiga, agaknya kampanye kehumasan yang banyak mendapat kajian adalah kampanye keluarga berencana, pendidikan, ketertiban, kesehatan. Namun dewasa ini, sudah mulai kajian pada penerapan humas modern yang ada di instansi pemerintah maupun bisnis.
KESIMPULAN
Buku dasar-dasar humas tersebut sangat bagus dan mudah di pelajari, di dalam buku tersebut dijelaskan secara gamblang mengenai dasar-dasar kehumasan. Bagi kita yang belun mengerti apa itu yang dimaksut HUMAS, disini akan dibahas mengenai konsep dasar, yaitu tentang difinisi, keberadaan dalam organisasi, alat-alat humas macam-macam humas, fenomena kehumasan, profil humas, organisasi profesi kehumasan, maupun sejarah dan tokoh humas.
Maka dengan membaca buku tersebut kita dapat mempelajari tentang dasar-dasar HUMAS, kita juga dapat mengetahui definisi hingga sejarah awal terbentuknya humas. Dengan di berikan contoh tokoh pelaku humas di Indonesia maupun didunia, maka hal ini akan memberi kesan kepada pembaca sehingga pembaca akan lebih terkesan dan teringat pada ingatannya. Oleh karena itu buku ini sangat cocok di jadikan referensi bagi kita sebagai pegangan dalam menpelajari dasar-dasar humas.
Dalam setiap babnya dikaji secara mendalam sehingga pembacapun bisa mempelajari secara mendalam serta dapat mengetahui maupun mempelajari dengan jelas. Selain itu cara penyajian buku dasar-dasar humas tersebut dilengkapi dengan tugas, reverensi dan evaluasi. Hal ini memicu pembaca untuk melakukan diskusi antara pembaca dan pinulis.
Semoga bermanfaat...
_Anggit_
DEVINISI HUMAS
- A. Definisi Humas
- B. Karakteristi Hubungan Masyarakat
- Adanya Upaya Komunikasi Yang Bersifat Dua Arah
- Sifatnya Yang Terencana
- Berorientasi Pada Organisasi / Lembaga
- Sasarannya Adalah Pubublik
BAB II
KEBERADAAN HUMAS DALAM ORGANISASI
- A. Tujuan Humas
- Terpelihara dan Terbentuknya Saling Pengertian (Aspek Kognisi)
- Menjaga dan Membentuk Saling Percaya (Aspek Afektif)
- Memelihara dan menciptakan kerja sama (Aspek Psikomotoris)
Mengacu dari ketiga tujuan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa setelah pengetahuan/pikiran dibuka, emosi atau kepercayaan disentuh maka selanjutnya perilaku positif dapat diraih. Pada akhirnya, semua itu kembali pada tujuan yang lebih besar yakni, terbentuknya citra/ image yang fafourable tehadap organisasi/lembaga dimana humas berada.
- B. Fungsi Humas
- 1. Fungsi konstruktif
- 2. Fungsi korektif
- C. Peranan Petugas Humas
- 1. Expert Preciber Communication
- 2. Problem Solving Process Facilitator
- 3. Communication Facilitator
- 4. Tehnician Comunication
Peranan yang paling sering dilakukan petugas humas sangat tergantung dari beberapa hal, Antara lain system budaya organisasi/perusahaannya, tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas, struktur organisasi/perusahaan yang menentukan wewenang dan kebijakan humas, serta cirri khas kehumasan sebuah organisasi/perusahaan. Sementara peranan ideal menginginkan humas dapat terlibat hingga di tingkat messo/manajerial.
- D. Tugas Humas
- Menginterpretasikan, menganalisis dan mengevaluasi kecenderungan perilaku publik, kemudian direkomendasikan kepada manajemen untuk merumuskan kebijakan organisasi/lembaga.
- Mempertemukan kepentingan organisasi/lembaga dengan kepentingan publik. Kepentingan organisasi/lembaga dapat jadi jauh berbeda dengan kepentinga publik dan sebaliknya, namun dapat juga kepentingan ini jauh berbeda bahkan dapat juga kepentingannya sama.
- Mengevaluasi program-program organisasi/lembaga,khususnya yang berkaitan dengan publik. Tugas mengevaluasi program manajemen ini mensyaratkan kedudukan dan wewenang humas yang tinngi dan luas. Karena tugas ini dapat berarti humas memiliki wawanang untuk memberi nasehat apakah suatu program sebaiknya di teruskan ataukah ditunda/dihentikah.
- E. Kegiatan Humas
Kegiatan humas pada hakikatnya adalah kegiatan berkomunikasi dengan berbagai macam simbul komunikasi, verbal maupun nonverbal. Kegiatan komunikasi nonverbal, sebagian besar adalah pekerjaan mulai dari menulis proposal, artikel, progress report, menulis untuk presentasi, menulis untuk pres (press realis), membuat rekomendasi dan lain sebagainya. Sedangkan verbal lisan antara lain jumpa pers, goert guide / open house, announcer, presenter,desk informations, dan sebagainya. Kegiatan komunikasi nonverbal meliputi penyelenggaraan pameran, seminar, special event, riset / penelitian, pers kliping, dan sebagainya.
BAB III
ALAT-ALAT HUMAS
- A. Iklan
- 1. Public Relations Advertising
- 2. Institusional Advertising
- 3. Corporate Identity Advertising
- 4. Recruitmenet Advertising
Selain iklan korporat, penjelasan tentang iklan dapat dijadikan sebagai alat humas untuk menjelaskan dengan fenomena bahwa iklan produk juga berimplikasi pada terbentuknya image negatif tentang perusahaan.
- B. Pameran
Namun, seperti halnya iklan, pameran juga memiliki implikasi yang buruk bagi kehumasan. Yakni bila stand pameran yang dibangun tidak mencermenkan wibawa perusahaan, penjaga stand yang tidak mencerminkan budaya organisasi,bahan-bahan pameran yang tidak mencerminkan kualitas produk,dan sebagainya.
- C. Media Internal
- D. Fotografi
- E. Film
- F. Pers
BAB IV
MACAM-MACAM HUMAS
- A. Humas Pemerintah
- Program pemerintah ditunjuk untuk masyarakat luas. Dengan berbagai latar belakang, karakter, ekonomi, pendidikan (intelejensi) yang beragam.
- Sering kali hasilnya abstrak, yang sulit dilihat dalam waktu dekat, bahkan dalam jangka yang panjang sekalipun, karena sifatnya yang integral dan berkesinambungan.
- Program pemerintah selalu mendapat controlling / pengawasan dari berbagai kalangan terutama pers, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan sebagainya.
- B. Humas Industri Dan Bisnis
Masyarakat dapat digunakan oleh industri untuk mempengaruhi legislative,pengesahan undang-undang uatau peraturan, usaha-usaha lobi masyarakat, liputan pers, komentar editorial, surat pembaca ataupun dalam usaha pemberitahuan kepada cabang-cabang perusahaan. Beberapa penerapan humas dalam industri dan bisnis meliputi ; hubungan dengan pelanggan dan peran humas terhadap marketing yang pada akhirnya melahirkan peraturan marketing PR (MPR), hubungan pemegang saham, hubungan dengan karyawan, hubungan dengan pers, bantuan untuk merekrut pegawai baru, hubungan dengan komunitas, hubungan antar perusahaan/organisasi lain, hubungan dengan pemerintahan (legeslatif dan eksekutif.
- C. Humas Sosial
- 1. Humas Penegak Hukum
- 2. Humas Organisasi Keagamaan
- 3. Humas Provesi
- 4. Humas Organisasi Sukarela
- D. Humas Organisasi Internasional
BAB V
FENOMENA HUMAS
- A. Pembahasan
- 1. Kisah di Balik Sukses Jurassic Park
- 2. Kisah Persebaya
- 3. Kisah MacDonald
- 4. Kisah Lemak Babi Dancow
- 5. Kisah Arianespace
- 6. Kisah Hallmark
Masih banyak lagi yang sebenarnya menurut kita, namun tidak disadari. Kesadaran akan lingkungan hidup di Indonesia,juga menggunakan strategi kehumasan.
BAB VI
PROFIL HUMAS
- A. Humas Yang Melembaga
Sistem Sentralisasi yaitu biasanya diterapkan pada perusahaan yang tidak besar. Di mana aktivitas PR diorganisasi secara terpusat atau oleh pusat, posisi atau keduduukan praktisi PR biasanya berada di bawah bagian yang lain dan berada di tingkat lower-middlemanagement.
Sistem Desentralisasi yaitu sistem ini biasanya diterapkan pada peruahaan yang besar, dam manajemen mengerti betul akan pentingnya PR sebagai suatu pendekatan manajemen.
Sistem mana yang akan diterapkan tergantung dari beberapa hal, antara lain sebagai berikut :
- 1. Besar Kecilnya Perusahaan
- 2. Struktur Organisasi Perusahaan
- 3. Arti Penting PR Bagi Manajemen
- 4. Karakteristik Khas Kehumasan Masing-Masing Lembaga
- B. Exstern PR/Humas Agency
- 1. PR Full Service, sebuah perusahaan tersendiri yang bergerak dalam bisnis pelayanan kehumasan, meliputi kegiatan konseling dan sekaligus pelayanan konsultasi dan pelayanan apa yang mereka berikan kepada klien ( perseoranga/perusahaan PR tersebut).
- 2. PR Consultant, yaitu perusahaan PR yang bergerak dalam yayanan konsultasi kehumasan. Pelayanan kosultan yang diberikan tergantung dari kompetensi yang dimiliki para konsultannya.
- Pemulihan citra
- Pembentukan citra
- Corporate culture
- Media relations dan publisitas
- Government relations
- Marketing PR
- Komunikasi organisasi
- h. Community relations
- 3. Even Organizer, adalah perusahaan yang melayani jasa sebagai pelaksana sebuah event / kegiatan yang berhubungan dengan publik. Perusahaan ini cenderung spesialis, misalnya:
- C. Profil Petugas Humas
- Mampu menghadapi semua orang yang memiliki aneka ragam karakter dengan baik.
- Mampu berkomunikasi dengan baik, menjelaskan segala sesuatu dengan jelas da lugas, baik lisan maupun tertulis,atau bahkan secara visual.
- Mampu mengorganisir segala sesuatu, termasuk dalam perencanaan prima.
- Memiliki integritas personal,baik dalam profesi maupun kehidupan pribadi.
- Mempunyai imajinasi.
- Serba tahu, dalam hal ini adalah akses informasi yang seluas-luasnya.
PR harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang berbagai macam media dan memahami proses manajeman. PR harus memiliki kemampuan dalam memecahkan suatu masalah, dala mengambil keputusan, mengelola opini public, mengefaluasi kecenderungan perilaku dan respo public. PR juga harus memiliki selera dan perilaku yang baik tentang etika, simpati, dan empati, kepemimpinan, semangat, kreativitas dan imajiasi, kematangan/stabilitas kepribadian serta integritas pribadi.
BAB VII
ORGANISASI PROFESI HUMAS
- A. PERHUMAS
- Meningkatkan perkembangan dan keterampilan profesional hubungabmasyarakat di Indonesia.
- Memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai hubungan masyarakat.
- Meningkatkan kontak dan pertukaran pengalaman diantara para anggotanya.
- Menyelenggarakan hubungan dengan organisasi-organisasi serumpun dengan bidang hubungan masyarakat, di dalam maupun diluar negeri.
Sebagai organisasi resmi, Perhumas telah menetapkan kode etik profesi dan telah terdaftar di Departermen Dalam Negeri dan Departermen Penerangan waktu itu, serta tercatat dan diakui oleh International public Relations Association (IPRA), yang merupakan organisasi profesi di tingkat internasional.
- B. APPRI
- Menghimpun, membina dan mengarahkan potensi perusahaan public relations nasional, agar secara aktif, positif, dan kreatif, turut serta dalam usaha mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, berlandaskan pancasila dan UUD 1945.
- Mewujudkan fungsi public relations yang sehat, jujur dan bertanggung jawab, sesuai dengan kode praktik dan kode etik yang lazim berlaku secara nasional dan internasional.
- Mengembangan dan mewujudkan kepentingan asosiasi dengan memberikan kesempatan kepada para anggota dengan konsultasi dan kerjasama serta memberikan saran bagi pemerintah.
- Memberi informasi kepada klien bahwa anggota APPRI memenuhi syarat untuk memberikan nasihat dalam bidang public relations dan akan bertindak untuk klien menurut kemampuan profesionalnya.
- Merupakan sarana untuk para anggotanya dalam soal-soal kepentingan usaha dan profesi, dan menjadi forum koordinasi praktik publik relations.
- Merupakan medium bagi masyarakat umum untuk mengetahui mengenai pengalaman dan kualifikasi para anggotanya.
- Membantu mengembangkan kepercayaan umum atas jasa public relations.
- C. Organisasi Profesi Humasi Di Luar Negeri
- 1. PRSA (Public Relations Sociaty of American)
- Untuk menyatukan mereka yang melakukan kegiatan di bidang humas.
- Untuk mempertimbangkan segala masalah yang dihadapi bidanb kehumasan.
- Untuk merumuskan, memajukan, menjelaskan tujuan, fungsi humas dan seterusnya kepada kelompok-kelompokusaha.
- Untuk memperbaiki hubungan pelaksanaan humas dengan para majikan dan klien.
- Untuk memajukan dan berusaha mempertahankan standar yang tinggi pelayanan umum dan tingkah laku.
- Untuk bertukar pikiran dan pengalaman. Serta untuk menerbitkan pamflet, buku, monografi, majalah dan sebagainya.
- Untuk menggiatkan, menyediakan sarana dan kesempatan bagi riset
serta memberikan, menghibahkan, dan menseponsori pemberian beasiswa.
- 2. Institute Public Relations of British (IPR)
- Untuk memajukan perkembangan humas.
- Untuk mendorong dan memupuk ketaatan pada standar profesional yang tinggi untuk para anggotanya.
- Untuk mengatur diskusi, konferusik, pertemuan, dan lain-lain
mengenai masalah yanag menjadi pertimbangan bersama.dan secara umun
bertindak sebagai wadah bagi pertukayan gagasan mengenai praktek
kehumasan.
- 3. Netherlands Society of Public Relations
- D. Organisasi Profesi Humas Internasional
- Menyediakan jalur bagi pertukaran gagasan dan pengalaman profesional antara mereka yang berurusan dalam kegiatan humas mengenai kepentingan internasional.
- Mengadakansuatu rotasi apabila anggotanya setiap saat memerlukan pemberitahuan dan bimbingan.
- Membantu mencapai kualitas tertinggi tentang praktik kehumasan umumnya di seluruh negara dan terutama di bidang internasional.
- Meningkatkan praktik kehumasan di semua bidang kegiatan di dunia dan memajukan nilai-nilai dan pengaruhnya melalui promosi ilmu pengetahuan.
- Meninjau dan mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang mempengaruhi praktik kehumasan yang biasa terjadi di berbagai negara termasuk masalah-masalah seperti status profesi sebagai kode etik profesi.
- Menebitkan berbagai buleti, majalah atau terbitan-terbitan lain, seperti “Who’s Who” dibidang humas internasional.
- Mengerjakan kegiatan-kegiatan lain yang mungkin menguntungkan para anggotanya.
BAB VIII
TOKOH DAN PERISTIWA PENTING
- A. humas di dunia ketiga
Kemudian tahun 1903 seorang tokoh dari amerika yang kemudian dikenal sebagai “ God Father of PR” untuk praktik kehumasan, Ivy L. Lee meninggalkan pekerjaannya sebagai reporter dan memulai pekerjaanya sebagai agen pers. Selain itu kegiatan kehumasan juga telah dilakukan oleh komisi asuransi di inggris pada tahun 1911 atas instruksi Llyod George bendahara negara untuk menjelaskan undang-undang asuransi nasional. Taktik kehumasan yang cukup rinci dan terarah mulai digunakan oleh pemerintah inggris pada tahun 1912.
Diantara orang berbakat dalam kelompok creel, munculah seorang tokoh yang pada tahun 1999lalu dikukuhkan sebagai “God Father of PR” atau pemikiran dalam falsafah dan pendidikan humas, yakni Edward L. Bernays keponakan Sigmoud Freud. Antara tahun 1926 hingga 1923 di Iggris berlangsung suatu upaya kehumasan besar-besaran pada zamannya. Tahun 1926 kerajaan inggris membentuk Dewan Penasehat Kerajaan yang merupakan tanda pertama digunakan humas sebagaimana kita kenal sekarang.Tujuan dari dewan ini adalah membuat kerajaan tetap menjadi pikiran rakyat iggris.
Di antara perang Dunia, terjadi perkembangan pesat aktivitas humas disetiap bidang kehidupan Amerika Serikat. Tanda-tanda pecahnya Perang Dunia II mempercepat tendensi tersebut dan sekalilagi pemerintah Amerika merintis jalan dengan merintis kantor informasi perang OWI (the office of war information) di bawah pimpinan Elmer Dafis. Ketika perang dunia berakhir kementrian penerangan diganti dengan suatu lembaga nonkementrian yaitu Kantor Pusat Penerangan.
- B. Humas Di Dunia Ketiga
Aktivitas humas yang didekati dengan unsur komunikan memerlukan syarat tersedianya komunikator dan komunikan yang cerdas,media yang memadai, sistem yang demokratis, sarana dan prasayana yang mendukung. Khusus pada negara-negara dunia ketiga, agaknya kampanye kehumasan yang banyak mendapat kajian adalah kampanye keluarga berencana, pendidikan, ketertiban, kesehatan. Namun dewasa ini, sudah mulai kajian pada penerapan humas modern yang ada di instansi pemerintah maupun bisnis.
KESIMPULAN
Buku dasar-dasar humas tersebut sangat bagus dan mudah di pelajari, di dalam buku tersebut dijelaskan secara gamblang mengenai dasar-dasar kehumasan. Bagi kita yang belun mengerti apa itu yang dimaksut HUMAS, disini akan dibahas mengenai konsep dasar, yaitu tentang difinisi, keberadaan dalam organisasi, alat-alat humas macam-macam humas, fenomena kehumasan, profil humas, organisasi profesi kehumasan, maupun sejarah dan tokoh humas.
Maka dengan membaca buku tersebut kita dapat mempelajari tentang dasar-dasar HUMAS, kita juga dapat mengetahui definisi hingga sejarah awal terbentuknya humas. Dengan di berikan contoh tokoh pelaku humas di Indonesia maupun didunia, maka hal ini akan memberi kesan kepada pembaca sehingga pembaca akan lebih terkesan dan teringat pada ingatannya. Oleh karena itu buku ini sangat cocok di jadikan referensi bagi kita sebagai pegangan dalam menpelajari dasar-dasar humas.
Dalam setiap babnya dikaji secara mendalam sehingga pembacapun bisa mempelajari secara mendalam serta dapat mengetahui maupun mempelajari dengan jelas. Selain itu cara penyajian buku dasar-dasar humas tersebut dilengkapi dengan tugas, reverensi dan evaluasi. Hal ini memicu pembaca untuk melakukan diskusi antara pembaca dan pinulis.
Semoga bermanfaat...
_Anggit_
Hubungan Masyarakat
INISIASI 1
Konsep dasar humas
Menurut Grunig, humas adalah kegiatan
manajemen komunikasi antara sebuah organisasi denganberbagai macam
publiknya, dari pengertian tersebut maka konsep humas akan selalu
berkaitan dengan konsep-konsep lainnya yaitu ;
1. Komunikasi
Pembahasan
ke-humas-an merupakan bagian dari kajian ilmu komunikasi, karena semua
kegiatan yang menjadi pokok dari humas adalah komunikasi, khususnya
komunikasi organisasi.
2. Publik
Publik
adalah sekelompok orang yang memiliki kepentingan atau kepedulian yang
sama. Kepentingan publik terhadap organisasi bersifat khusus dan
spesifik sehingga setiap organisasi bersifat khusus dan spesifik.
3. Manajemen
Menurut
Cutlip, Center dan Brom bahwa dilihat dari fungsi manajemen, kegiatan
kehumasan bertugas untuk mengevaluasi sikap dan opini publik,
megidentifikasi serta menyesuaikan kebijakan-kebijakan organisasi dengan
kepentingan publik, serta merencanakan dan melaksanakan program-program
humas agar organisasi dapat mencapai saling pengertian serta diterima
keberadaanya oleh publik.
4. Organisasi
Don
Barnes, menyatakan bahwa dalam organisasi humas berfungsi untuk
memberikan saran pada pihak manajemen mengenai kebijakan dan kaitannya
dengan publik, mengkoordinir kegiatan komunikasi organisasi, melakukan
upaya-upaya untuk menjalin hubungan antara organisasi dan publik, dan
mencari informasi mengenai opini publik terhadap organisasi.
Perkembangan konsep humas
Humas pada awalnya berkembang
dari dunia hiburan dengan munculnya era press agentry. Pada masa ini
para press agent menggunakan segala cara termasuk memanipulasi informasi
asalkan pengguna jasa mereka menjadi terkenal. Era ini dikenal sebagai
era dimana praktek humas dipakai secara negatif, sebuah era manipulatif.
Komunikasi digunakan masih bersifat satu arah (one way communication).
Saat ini perkembangan humas
menuju ke arah mutual understanding. Dimana pada era ini humas berupaya
menjalin komunikasi dua arah yang seimbang antara sebuah organisasi
dengan publiknya. Sehingga cara-cara yang digunakan memiliki etika untuk
memperoleh dukungan dan kedudukan yang baik di tengah-tengah
masyarakat. Komunikasi yang dijalan antara organisasi dan publik pada
masa ini adalah two-way assymetrical model atau hubungan dua arah
asimetris. Artinya, hubungan yang ada telah mengenal feedback dari
publik ke organisasi, namun umpan balik tersebut hanya untuk keuntungan
organisasi. Pada akhirnya, humas harus menjadi hubungan dua arah yang
simetris (two-way symtrical model), yaitu hubungan yang terjalin
dengan baik antara kedua belah pihak yang saling mempunyai umpan balik,
sebagai keuntungan bersama-sama, baik organisasi maupun publik.
Opini 1
: Humas (Hubungan Masyarakat ) adalah Salah satu bagian inti dalam
suatu organisasi. Karena, dengan adanya humas maka organisasi tersebut
dapat di kembangkan dengan baik, lebih terorganisir, dan ada upaya untuk
peningkatan citra sesuai dengan tujuan humas ( untuk membangun/
mengembangkan citra/image suatu organisasi) ,dan juga menjadi penghubung
/ mediator eksternal ataupun internal dalam organisasi itu sendiri.
Tugas 1
PROFIL ORGANISASI
PT.
Roman Shine adalah perusahaan yang bergerak dalam penciptaan paket
bisnis khususnya bisnis dalam bidang printing, merchandising &
advertising. PT. Roman Shine merupakan business solutions bagi para
pengusaha untuk membangun bisnis berbasis design, printing &
advertising.
Pangsa pasar khususnya pengusaha
muda yang berkinginan kuat untuk memulai bisnis atau pengusaha
menengah yang ingin melakukan diversifikai produk.
KEBERADAAN HUMAS
Keberadaan Humas dalam organinasi PT. Roman Shine berada dalam posisi (bagian):
1. Departemen Promosi & Keluhan Pelanggan
Fungsi:
Fungsi:
a. Melaksanakan kegiatan promosi (menyelenggarakan pameran, dan lain-lian)
b. Menciptakan image perusahaan (khususnya tentang produk) yang baik dan profitable
c. Melaksanakan kegiatan pelayanan purna jual (after sales) dan menampung serta menindaklanjuti keluhan pelanggan.
d. Memelihara hubungan baik dengan pelanggan
2. Departemen Humas & Kepatuhan (Public Relation & Compliance Dept.)
Fungsi:
Fungsi:
a. Memeriksa kelengkapan dan memastikan kebenaran/keabsahan dokumen-dokumen perusahaan.
b. Memeriksa kelengkapan legalitas dokumen-dokumen perjanjian bisnis.
c. Melakukan updating data dan pengawasan atas system pengarsipan dokumen perusahaan.
d.
Menampung, menyelesaikan dan menindaklanjuti setiap permasahan yang
timbul baik internal maupun eksternal untuk mempertahankan dan
meningkatkan citra positif (image) perusahaan di mata stakeholders &
masyarakat.
FAKTOR – FAKTOR PENTING KEBERADAAN HUMAS:
a. Produk & jasa
perusahaan sangat perlu untuk diinformasikan (disosialisasikan) kepada
masyarakat (prospek pelanggan).
Contoh: pemasangan iklan, pemberitaan di media, konperensi pers, pameran, dll
b. Mengkoordinir dan
melaksanakan kegiatan pelayanan sebagai upaya untuk memberikan informasi
mengenai produk dan membangun image perusahaan
Contoh: memberikan santunan, bea siswa atau melaksanakan event-event tertentu
c. Membina hubungan baik secara internal maupun eksternal dengan pelanggan dan masyarakat.
Contoh:
kegiatan kebersamaan sesama karyawan dan managemen utnuk menciptakan
etos kerja yang lebih baik; pelayanan purna jual yang memuaskan; proses
produksi dan kegiatan perusahaan memperhatikan / peduli terhadap
kesehatan dan kenyamanan lingkungan sekitar.
d. Menindaklanjuti
keinginan/kebutuhan pasar dan mengantisipasi serta melayani
keluhan-keluhan pelanggan yang mungkin timbul.
Contoh: customer care oriented
e. Pengangan secara khusus terhadap perselisihan yang mungkin timbul selama proses kegiatan perusahaan berjalan.
f. Kepatuhan dan updating terhadap kelengkapan/keabsahan/legalitas dokumen perusahaan sesuai peraturan pemerintah.
INISIASI 2
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan praktik humas.
Menurut Vercic, Grunic dan Grunic
dalam Sriramesh (2004) perkembangan humas dipengaruhi oleh variabel
lingkungan negara masing-masing yaitu ideologi,sistem ekonomi, budaya
dan sistem media. Faktor-faktor tersebut terwakili dengan :
1. Demokratisasi kehidupan politik
Dalam
negara yang menjadika demokrasi sebagai pilar utama maka suara rakyat
menjadi dasar negara, kebebasan berpendapat, beropini dijamin oleh
undang-undang. Hal ini sejalan dengan prinsip humas yang merupakan
kegiatan komunikasi dua arah yang seimbang antara organisasi dan
publiknya. Komunikasi tersebut bisa berjalan dengan baik jika dilandasi
keterbukaan, prinsip menghargai opini, atau pendapat yang berbeda.
2. Industrialisasi dan pasar bebas Industrialisasi
memunculkan
pasar bebas, sehingga kompetisi yang terbuka menjadi strategi humas
untuk memenangkan persaingan. Karena humas berperan penting untuk
membangun citra lembaga bisnis, citra produk dan citra corporate.
3. Perkembangan Teknologi Komunikasi
Perkembangan
pesat teknologi komunikasi saat ini menjadikan teknik humas semakin
berkembang pula. Jarak tidak lagi menjadi kendala sehingga informasi
menjadi kebutuhan. Dengan kemajuan ini tentu sangat menunjang kegiatan
humas.
4. Penerapan Good Governance
Pemerintahan
yang bersih menciptakan iklim usaha yang sehat, iklim sehat menciptakan
persaingan sehat. Sehingga mendorong munculnya berbagai teknik
komunikasi untuk menunjang persaingan bisnis, teknik tersebut salah
satunya adalah humas.
INISIASI 3
Kedudukan dan peran humas dalam organisasi
Organisasi merupakan sebuah
kesatuan yang utuh dan kompleks. Didalamnya terdapat berbagai elemen
yang saling berkaitan. Antara elemen memerlukan interaksi agar
organisasi sebagai sistem dapat mencapai tujuannya. Humas adalah salah
satu aspek dari elemen organisasi untuk ikut serta membantu mengelola
interaksi organisasi dengan komponen-komponennya.
Menurut Grunig dan Hun, sebuah
sistem terdiri dari aspek-aspek; lingkungan (Enveronment), pembatas
(Boundary), masukan (Input), keluaran (Output), proses (troughtput), dan
umpan balik (feedback). Selain itu, bentuk sistem organisasi terbagi
menjadi tertutup dan terbuka. Organisasi tertutup adalah sistem
organisasi yang tidak berinteraksi dengan lingkungannya, dalam artian
semua elemen dan kebutuhan organsiasi dapat dipenuhi oleh internal
organisasi. Sedangkan organisasi terbuka adalah sebaliknya, membutuhkan
elemen dan interaksi dengan lingkungan luar.
Bagaimana keberadaan dan peran humas di dalam struktur organisasi ? ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberadaan humas dalam struktur organisasi; (1) besar kecilnya organisasi, dan (2) kemauan pemimpinnya. Dalam organisasi Humas terdapat dua peran besar bagi humas, yaitu sebagai teknisi dan manajer. Sebagai manajer humas berperan sebagai :
1. Expert preciber (ahli atau penasehat manajemen)
Praktisi humas dianggap sebagai seorang ahli yang bisa memberi solusi bagi permasalahan humas sebuah organisasi dan manajemen.
2. Communications facilitator
Praktisi
humas bertindak sebagai perantara, penghubung, penerjemah serta
mediator, menjaga terwujudnya komunikasi dua arah antara organisasi dan
publiknya.
3. Problem solving process facilitator
Humas dilibatkan dalam memecahkan masalah organisasi, meskipun peranannya masih dalam koridor komunikasi.
Sedangkan Dozier mengidentifikasi dua peran tingkat menengah, yaitu :
1. Media relations role.
Tugas praktisi humas memastikan media selalu mendapat informasi dari
organisasi apa saja yang dibutuhkan dan dikhawatirkan media.
2. Communication and laison role.
Humas bertugas sebagai perwakilan dari organisai dalam
kegiatan-kegiatan untuk menciptakan peluang berkomunikasi antara
organisasi dan publiknya.
INISIASI 4
Teori komunikasi yang minimal harus diketahui oleh seorang humas :
1. Agenda setting
Teori
ini berasumsi bahwa khalayak dianggap mudah diarahkan oleh komunikator
dengan penekanan-penekanan pemberitaan yang dilakukan oleh media massa.
Jika media memberikan tekanan (pemberitaan dsb) pada suatu pristiwa maka
media akan mempengaruhi khalayak untuk menganggap peristiwa tersebut
sebagai sebuah pristiwa penting.
2. Uses and Gratification
Teori
ini beramsumsi bahwa khalayak dianggap lebih aktif sehingga dalam teori
ini yang menjadi fokus adalah apa yang dilakukan oleh khalayak terhadap
media. Pendekatan ini memberikan gambaran bahwa khalayak tidak
dipandang sepenuhnya pasif, sehingga penggunaan media oleh khalayak
dapat teridentifikasi dari motifnya. Seperti, apa yang mendorong
individu membaca berita tertentu, atau hanya menonton acara tertentu,
dan sebagainya.
3. Difusi – Inovasi
Adalah
suatu pendekatan yang menjelaskan bagaimana suatu ide, gagasan, praktik
atau penemuan baru disebarkan kemudian diterima oleh sasaran
komunikasi. Dalam proses inovasi keputusan seseorang untuk mencari
informasi yang dilakukan dalam beberapa langkah, yaitu : pengetahuan,
pembentukan sikap, membuat keputusan, penggunaan, dan peneguhan atau
penguatan keputusan.
Dalam proses difusi inovasi,
saluran media berperan penting pada tahap pengetahuan, sedangkan saluran
hubungan personal (antarpribadi) lebih efektif pada tahap pembentukan
sikap (persuasi). Di bagian hubungan personal inilah humas dapat
berperan menjadi agen untuk membentuk sikap khalayak. Praktik yang
sering digunakan agen (humas) adalah dengan menggunakan pemimpin opini
lokal, atau gate keeper (penjaga gerbang) informasi dari publik.
4. Disonansi Cognitive
Merupakan
teori yang mempunyai pengertian ketidaksesuaian kognisi sebagai aspek
sikap dengan perilaku yang terjadi pada diri seseorang. Dalam
pengambilan keputusan, disonansi diprediksikan akan muncul karna
alternatif pilihan yang mengakibatkan ia diterima atau ditolak. Semakin
sulit sebuah keputusan semakin besar disonansi setelah keputusan
diambil, demikian juga jika semakin penting sebuah kebijakan semakin
besar pula disonansi yang diakibatkannya.
Teori tersebut dirumuskan bahwa
ketika seseorang ditempatkan pada situasi dimana ia harus berprilaku di
depan umum yang bertentangan dengan sikap pribadinya maka dia akan
mengalami disonansi dari pengetahuan tentang fakta tersebut. Hal
tersebut terjadi karena ada reward dan punishment atau karena tekanan
kelompok untuk menyesuaikan norma yang disepakati.
Pendekatan tersebut diatas dapat
digunakan seorang humas untuk menganalisa dirinya, media dan publik
dalam membuat agenda dan program humas yang terarah dan efektif. Karena
perlakuan terhadap publik memerlukan pengetahuan yang menyeluruh
mengenai semua pihak yang terkait. Sehingga humas dapat menentukan
langkah-langkah tepat dalam proses komunikasi yang sedang dan akan
dibangunnya.
Opini 4 : Contoh dari teori_teori komunikasi tersebut diantaranya :
1. Agenda setting
Dalam
hal ini media secara efektif menginformasikan peristiwa tertentu kepada
khalayak dengan liputan berita yang diulang-ulang,untuk mengangkat
pentingnya sebuah isu dalam benak khalayak.
Contoh
kasus : Kasus money laundring oknum pegawai pajak bernama Gayus
Halomoan Tambunan yang memiliki uang sebesar Rp 25 miliar dalam
rekening pribadinya. Hal tersebut sangat mencuri perhatian karena Gayus
Tambunan hanyalah seorang PNS golongan IIIA yang mempunyai gaji berkisar
antara 1,6-1,9 juta rupiah saja.
2. Uses and Gratification
Contoh
: Khalayak/penonton dianggap aktif dalam menentukan tayangan mana yang
mereka kira akan dapat memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan.
misal
: Ani sangat menyukai acara berita di televisi karena menurutnya dengan
tayangan tersebut akan memberikan banyak pengetahuan. sedangkan Ana
lebih memilih untuk melihat acara yang dapat menghibur dirinya
sepertiacara komedi, menurutnya pengetahuan dapat ia dapatkan dengan
membaca buku, dll.
3. Difusi – Inovasi
Contoh
: Online store/toko online pada suatu media yaitu website yang bisa
diakses melalui internet untuk memudahkan konsumen membeli suatu produk
melalui internet (toko online). Namun tidak semua inovasi dapat
diterima, contohnya masih banyak konsumen yang tidak mau menggunakan
toko online untuk berbelanja dikarenakan takut adanya penipuan, dll.
jadi, tidak semua dampak dari difusi/inovasi dapat diterima oleh
masyarakat.
4. Disonansi Cognitive
Contoh
: Seseorang yang bekerja sebagai Intel , dia akan menemui bahkan
melakukan beberapa hal yang mungkin tidak sesuai dengan hati nurani nya
atau dengan adat & keyakinannya. hal itu akan menimbulkan disonansi
dan efeknya akan mempengaruhi psikologi karena mau-tidak mau mereka
harus melakukan beberapa hal tsb dan harus profesional karena merupakan
tugas/konsekuensi dari profesi yang sudah ia pilih.
INISIASI 5
Dalam bekerja seorang humas
mempunyai proses tahapan kerja yang idealnya harus dijalani. Tahapan
demi tahapan mempengaruhi keputusan humas dalam mengambil tindakan.
Dengan fungsi manajerial yang ada, humas dapat dengan tepat membaca
kebutuhan organisasi. Humas yang baik tidak sembarangan dalam mengambil
program, diperlukan analisa, perencanaan, tindakan tepat, dan dievaluasi
dari semua program yang telah dilakukan. Fungsi manajemen tersebut
mengindikasikan bahwa tidak semua orang dapat menjadi humas yang baik.
Sebab, tanggung jawab humas adalah “menggambarkan” citra organisasi;
dirinya adalah representasi yang diwakilinya.
Oleh karena itu humas harus mampu :
1. Melakukan penelitian
Beberapa jenis penelitian yang
dapat dilakukan humas : enviromental monitoring, publik relations audit,
communications audit, dan social audit. Penelitian-penelitian tersebut
dapat dilakukan dengan teknik formal dan informal.
2. Melakukan Perencanaan dan pemrograman
Setelah humas memperoleh
gambaran dari penelitian yang dilakukan, selanjutnya membuat perencanaan
dan program kerja. Unsur perencanaan meliputi : merumuskan
masalah,menentukan sasaran dan tujuan, membuat jadwal dan menentukan
kebutuhan anggaran sebagai konsekuensi program.
3. Pelaksanaan rencana dan program
Puncak dari kerja humas adalah
realisasi program dan rencana. Dalam pelaksanaan program, humas harus
dapat menentukan strategi tindakan yang akan digunakan, selain itu humas
juga harus memperhitungkan strategi komunikasi yang akan diterapkan.
Kedua strategi menjadi “senjata” humas dalam realisasi program. Sehingga
dapat dikatakan sukses dan tidaknya rencana dan program yang telah
tersusun ditentukan oleh keahlian humas dalam membuat strategi dalam
bertindak dan berkomunikasi.
4. Pelaksanaan rencana dan program
Terkadang
ada yang beranggapan ketika sebuah program telah selesai dilaksanakan,
evaluasi menjadi tidak penting. Pun ada yang menilai bahwa suksesnya
sebuah kegiatan adalah pesan telah disampaiakn kepada audiens, atau
ukuran sukses banyaknya audiens. Kedua hal itu hanya sebagian kecil dari
indikator baiknya pelaksanaan program, karena indikator yang sebenarnya
adalah tergantung dari tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Evaluasi juga menjadi penting sebagai gambaran untuk pelaksanaan program
berikutnya, sehingga dari waktu ke waktu pelaksanaan menjadi semakin
baik.
Tugas 2
Contoh sebuah Program Humas yaitu :
Contoh sebuah Program Humas yaitu :
Program Komunikasi Kesetaraan Gender
Gender atau
peran social perempuan dan laki-laki dalam masyarakat Indonesia belum
setara. Wanita sering diposisikan sebagai warga Negara kelas dua,
diperlakukan tidak adil dan tidak dipenuhi hak-haknya. Hal ini
dikarenakan adanya budaya partilineal (laki-laki yang dominan),
penafsitan aturan agama yang tidak pas, tingkat pendidikan perempuan
yang rendah serta kurangnya memperoleh akses informasi yang benar.
Data yang
terkait untuk menunjukkan parahnya masalah tersebut adalah jumlah
perempuan dan laki-laki berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah perempuan
yang menduduki kursi di pemerintahan, korban perempuan disbanding
laki-laki pada kasus kekerasan rumah tangga, pelecehan, dll.
* Jenis Penelitian yang kita gunakan adalah Environmental Monitoring .
* Teknik yang digunakan adalah Penelitian Kualitatif.
* Rumusan Masalah :
Ketidaksetaraan Gender adalah masalah budaya. Karena itu, perlu
penyampaian pesan yang terus menerus dengan membuka orientasi berpikir
pada hal-hal yang positif mengenai kesetaraan. Misalnya membuat keluarga
lebih sejahtera karena perempuan juga bekerja mencari uang, perempuan
lebih pintar dan mampu mendidik anak-anak lebih baik dan masa depan
lebih baik.
* Sasaran dan Tujuan :
Melakukan pendekatan kepada kaum perempuan untuk mengetahui bagaimana
sikap dan perilaku mereka keseharian, terkait dengan kesadaran
akanpentingnya kesetaraan gender.
Tujuan :Membentuk kesadaran, sikap, perilaku yang setara gender.
Perempuan
yang memiliki kesetaraan gender akan berusaha memposisikan sama dengan
laki-laki dalam rumah tangga dan bidang lainnya. Begitu juga dengan
laki-laki yang memiliki kesadaran kesetaraan akan selalu
mengikutsertakan perempuan dalam mengambil keputusan, menghargai
perempuan dan juga bisa lebih memperhatikan serta memperlakukan
perempuan sebagaimana mestinya. Dan diharapkan dengan adanya kesadaran
akan kesetaraan ini, akan meningkatnya tingkat pendidikan perempuan
karena perempuan mempunyai peluang sama dengan laki-laki
untukmendapatkan pendidikan, meningkatnya aktivitas perempuan diluar
sector domestic (kegiatan rumah tangga) misalnya dalam kegiatan ekonomi,
social dan politik.
* Pelaksanaan :
Sebelum menentukan Waktu pelaksanaan, ada baiknya kita membuat rencana
manajemen. Adanya kerjasama antara organisasi Kementrian Pemberdayaan
perempuan dengan mitra lembaga swadaya masyarakat, pemda,dll yang
mempunyai peran dan tanggung jawab seperti donator, coordinator
pelaksana teknis, Lsm membantu dalam melakukan program kampanye,
pelaksana teknis,dll.Sehingga Pelaksanaan Program Kampanye bulan April
s.d Agustus 2010.
* Anggaran :
Disesuaikan karena adanya donator yang turut membantu dalam program kegiatan ini.
* Strategi Tindakan :
Kita dapat menentukan jangka panjang dan positioning strategi tindakan.
Identitas jangka panjang adalah prilaku yang akan menjadi budaya
pofitif. Misalnya Metode KB bila terus menerus digunakan, maka
masyarakat juga akan lebih sejahtera. Pada kesetaraan gender, maka
prilaku menghargai, menghormati dan memberikan peluang yang sama bagi
kaum perempuan akan memperkuat suatu bangsa dan perempuan dapat ikut
berpartisipasi dalam pembangunan.
Positioning : Memberikan gambaran fisik, perempuan Indonesia yang percaya diri, pintar dan mandiri.
* Strategi Komunikasi
Kita dapat mengidentifikasi poin-poin pesan utama yang akan disertakan dalam semua pesan komunikasi diantaranya :
1. Kesetaraan gender menjadi kunci keberhasilan perempuan Indonesia menjadi percaya diri, cerdas dan mandiri.
2. Sikap saling menghormati dan menghargai serta saling mendukung antara perempuan dan laki-laki.
3. Pelayanan kesehatan serta penyediaan fasilitas bagi pemberdayaan perempuan menjadi prioritas.
Untuk pendekatan strategis untuk menyampaikan Pesan yang berkaitan
dengan kesetaraan gender yang dapat disampaikan melalui saluran
komunikasi interpersonal berupa kunjungan ke rumah, kampanye, pertemuan
dengan komunitas seperti pertemuan, arisan, pengajian atau pelatihan
pemberdayaan perempuan, dll. Selain itu bisa juga menggunakan alat bantu
berupa hiburan, music ,dll.
* Tahap selanjutnya adalah Rencana Evaluasi
Untuk memastikan kegiatan tersebut dilaksanakan dan apakah tujuan yang
ditetapkan telah tercapai , dapat diukur dengan indeks kesehatan,
pendapatan, dan pendidikan.
Penilaian
dampak/hasil dapat kita lihat dari jumlah khalayak yang sudah mengubah
prilaku sesuai dengan tujuan yaitu memberikan kesadaran akan pentingnya
kesetaraan gender.
Evaluasinya adalah Dampak
Program komunikasi terhadap perubahan perilaku perempuan dan laki-laki
yang sesuai dengan kesetaraan gender.
Langkah selanjutnya kita dapat menyiapkan dokumentasi dan laporan kegiatan serta penyebarluasan hasil-hasilnya.
INISIASI 6
Opini 6 : di Era Modern saat ini Teknologi informasi seperti
Teknologi Cyberspace (Teknologi Internet) sangat menguntungkan para
praktisi Humas, dan menjadikan Pekerjaan Humas lebih efisien , murah dan
praktis. Dengan menggunakan Teknologi ini, kita dapat mengkombinasikan
Teknik Komunikasi lisan, Cetak dan Audiovisual.
Dengan
adanya Perkembangan ini, Teknologi komunikasi seperti Teknologi
Cyberspace (Teknologi Internet) berperan sebagai alat bantu yang
mempermudah kerja Humas dalam upaya menyampaikan pesan-pesan yang
dibuatnya, berkaitan dengan suatu organisasi yang diwakilinya untuk
disampaikan kepada
publik/organisasi itu sendiri dan Komunikasi akan lebih mudah karena tidak terbatas oleh batasan waktu, wilayah,dll.
Namun, Setiap teknologi pasti mempunyai kekurangan dan kelebihannya.
Salah
satu upaya nya adalah kita harus tetap berusaha untuk tepat dalam
memanfaatkan teknologi ini agar hasil yang didapatkan, dapat sesuai
dengan tujuan komunikasi dan komunikasi dapat berjalan efektif &
Bermanfaat.
INISIASI 7
Jika pada inisiasi sebelumnya
kita hanya mambahas teori dan konsep-konsep humas, maka inisiasi 7 kita
akan membahas aplikasi humas dalam organisasi. Humas dapat dipraktekkan
di semua type, bentuk dan sistem organisasi. Peran dan kedudukan humas
tergantung bagaimana kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki.
Secara garis besar humas dapat diaplikasikan pada :
1.
Organisasi politik, diantaranya adalah pemerintahan dan partai
politik.Di dalam pemerintahan humas menjadi penting karena harus ”berada
di depan” ketika memberikan informasi kebijakan dan meminta dukungan
dari masyarakat. Sedang dalam partai politik humas diharapkan dapat
membantu partai politik dalam kegiatan pencitraan politik khususnya
kampanye.
2. Organisasi bisnis atau
profit.Publik organiasasi bisnis saat ini semakin cerdas, baik publik
internal maupun eksternal. Sehingga perusahaan bisnis lebih banyak lagi
membutuhkan tenaga humas untuk berkomunikasi dengan publiknya.
3. Organisasi sosial, seperti
asosiasi profesi, LSM, keagamaan, pendidikan dan sebagainya.Di negara
kita dewasa ini peran humas sangat penting. Seiring dengan era reformasi
dimana informasi dibuka seluas-luasnya. Sehingga masyarakat mempunyai
hak untuk mendapatkan informasi yang benar dan transparan. Di posisi
inilah peran humas dibutuhkan; untuk menjembatani keinginan publik dan
kepentingan organisasi. Di salah satu pihak yang mengiginkan keterbukaan
dan kejujuran yang lainnya menginginkan keuntungan dan dukungan.
Tugas 3
Contoh kegiatan kehumasan yang diaplikasikan dalam : Organisasi Politik,Organiasi Bisnis, dan Organisasi Sosial diantaranya :
a. Organisasi Politik:
Kegiatan kampanye kandidat
politik maupun partai politik itu sendiri yang dilakukan oleh humas
komunikasi politik, atau sering dikenal dengan Tim Sukses
1. Kegiatan untuk mensosialisasi dan menciptakan image atau pencitraan positif bagi kandidat politik melalui:
· Penayangan di televisi dalam acara, event atau iklan promosi.
Contoh: penayangan promosi Andi Malarangeng di salah satu stasiun televisi
· Membuat/menerbitkan buku biografi sang kandidat tersebut.
Contoh: buku biografi Soekarno
· Pemberitaan di media cetak
Contoh: pemberitaan di surat kabar, majalah, poster, dsb
2. Kegiatan sosialisasi visi dan misi partai melalui website (situs internet)
Contoh: www.f-pks.or.id , www.ppp.or.id , www.golkar.or.id , dsb
3. Membangun hubungan dengan masyarakat atau calon pemilih secara langsung melalui kegiatan sosial
Contoh: kegiatan bakti sosial peduli Aceh, bencana alam Padang oleh Partai Keadilan Sosial, atau partai-partai lainnya.
4. Berkomunikasi dan
membentuk forum diskusi melalui jejaring sosial seperti facebook, twiter
dan sebagainya, serta melakukan survey dan polling untuk mengetahui
keinginan dan kepedulian para pendukung atau calon pemilih.
b. Organisasi Bisnis
1. Kegiatan sosialisasi produk & jasa perusahaan kepada masyarakat (prospek pelanggan).
Contoh: pemasangan iklan, konperensi pers, pameran, dll
2. Memelihara pencitraan yang baik (image) perusahaan di mata masyarakat/konsumen.
Contoh: memberikan santunan, bea siswa, dll.
3. Kegiatan kepedulian dan
pertanggungjawaban terhadap dampak lingkungan hidup atau pencemaran
limbah dan polusi akibat proses produksi perusahaan
Contoh: melakukan analisis dampak lingkungan (Amdal) secara kontinyu.
4. Menjembatani
kepentingan perusahaan dengan kepentingan masyarakat sekitar supaya
tidak terjadi konflik yang akan mengganggu kegiatan operasional
perusahaan.
o Contoh: melakukan lobbying
dengan wakil masyarakat setempat sehingga dapat dicapai suatu
kesepakatan yang tidak akan merugikan salah satu pihak.
5. Membina hubungan baik secara internal maupun eksternal dengan pelanggan dan masyarakat.
Contoh:
kegiatan kebersamaan sesama karyawan dan managemen utnuk menciptakan
etos kerja yang lebih baik; pelayanan purna jual yang memuaskan; proses
produksi dan kegiatan perusahaan memperhatikan / peduli terhadap
kesehatan dan kenyamanan lingkungan sekitar.
6. Penyampaian laporan
tahunan (annual reports) dan segala kegiatan perusahaan selama setahun
kepada stakeholder serta menjelaskan asumsi dan achievement yang terjadi
kepada shareholder.
Contoh: melakukan public expose, annual general meeting, dsb
c. Organisasi Sosial
Organisasi sosial adalah
organisasi yang bertujuan tidak mencari keuntungan, seperti organisasi
keagamaan, lembaga swadaya masyarakat, dsb.
1. Kegiatan pembinaan
rohani kepada masyarkat untuk membentu perilaku (akhlak) yang baik
sehingga dapat menciptakan suasana kondusif dalam kehidupan bermasyakat,
berbangsa dan bernegara.
o Contoh: kegiatan siraman rohani melalui media electronic (televise/radio), kegiatan pengajian dikomunitas sosial
2. Sosialisasi kegiatan
dan peran aktif lembaga swadaya masyarakat dalam memberikan konstribusi
pemberdayaan ekonomi dan sosial kemasyarakatan
o Contoh: bimbingan dan penyuluhan cara hidup sehat, pemberdayaan ekonomi masyarakat, dsb.
INISIASI 8
Pembahasan terakhir adalah
mengenai profesi, profesional dan profesionalisme humas. Sesuatu bidang
disebut profesi dengan syarat, (1) Memiliki body of knowledge, (2)
Memiliki kode etik profesi, dan (3) Adanya kontrol yang tertutup bagi
orang yang ingin bergabung dengannya.
Opini 8:
Secara singkat kita bisa memahami bahwa profesi sebagai suatu pekerjaan, professional adalah pelakunya dan profesionalisme adalah suatu sikap atau idealisme.
Prinsip Dasar Profesionalisme diantaranya : keahlian, tanggung jawab dan norma yang mengatur kegiatan pelakunya.
Body of Knowledge atau badan pengetahuan bisa
ditunjukkan dengan terumuskannya suatu model kerja ataupun model
kerangka berpikir sebuah bidang dan bisa dilihat dari adanya suatu
filsafat/falsafah, misi dan tujuan bidang tersebut secara jelas.
Sedangkan Kode Etik adalah suatu perangkat pedoman tingkah laku
yang mengikat semua anggota profesi. Kode Etik ini lazimnya disusun dan
dikeluarkan oleh sebuah organisasi profesi. Terakhir, kontrol akses yang tertutup adalah
adanya upaya yang dilakukan oleh (utamanya) organisasi profesi untuk
menyelekasi dan atau memberi kriteria bagi orang yang ingin menjadi
professional. Seleksi tersebut bisa berupa serangkaian test
administrative, test pengetahuan dan skill. Pengukuhan oleh sebuah
organisasi profesi juga bisa dikatagorikan sebagai kontrol.
Semoga bermanfaat..
_Anggit_
Langganan:
Komentar (Atom)
