Minggu, 24 Maret 2013

Tujuan dan Fungsi HUMAS

Tujuan dan Fungsi Humas
Minggu, 24 Maret 2013
Tujuan yang ingin dicapai dalam pekerjaan kehumasan tergolong dua golongan besar yaitu:
A. Komunikasi Internal (personil/anggota institusi)
· Memberikan informasi sebanyak dan sejelas mungkin mengenai institusi.
· Menciptakan kesadaran personil mengenai peran institusi dalam masyarakat.
· Menyediakan sarana untuk memperoleh umpan balik dari anggotanya.

B. Komunikasi Eksternal (masyarakat)
· Informasi yang benar dan wajar mengenai institusi.
· Kesadaran mengenai peran institusi dalam tata kehidupan umumnya dan pendidikan khususnya.
· Motivasi untuk menyampaikan umpan balik.
Maksud dan tujuan yang terpenting dari PR adalah mencapai saling pengertian sebagai obyektif utama. Pujian citra yang baik dan opini yang mendukung bukan kita yang menentukan tetapi feed back yang kita harapkan. Obyektif atau tujuan PR yaitu "Pengertian". "The object of PR is not the achievement of a favourable image, a favourable climate of opinion, or favourable by the media". PR is about achieving an UNDERSTANDING.

Tujuan utama penciptaan pengertian adalah mengubah hal negatif yang diproyeksikan masyarakat menjadi hal yang positif. Biasanya dari hal-hal yang negatif terpancar: hostility, prejudice, apathy, ignorance. Sedangkan melalui pengertian kita berusaha merubahnya menjadi: sympathy, acceptance, interest dan knowledge.

Penelitian yang diadakan oleh International Public Relations Association (IPRA) pada tahun 1981 menyimpulkan bahwa pada umumnya fungsi PR/humas masa kini meliputi 15 pokok yaitu:
· Memberi konseling yang didasari pemahaman masalah prilaku manusia.
· Membuat analisis "trend" masa depan dan ramalan akan akibat-akibatnya bagi institusi.
· Melakukan riset pendapat, sikap dan harapan masyarakat terhadap institusi serta memberi saran tindakan-tindakan yang diperlukan institusi untuk mengatasinya.
· Menciptakan dan membina komunikasi dua-arah berlandaskan kebenaran dan informasi yang utuh.
· Mencegah konflik dan salah pengertian.
· Meningkatkan rasa saling hormat dan rasa tanggung jawab sosial.
· Melakukan penyerasian kepentingan institusi terhadap kepentingan umum.
· Meningkatkan itikat baik institusi terhadap anggota, pemasok dan konsumen.
· Memperbaiki hubungan industrial.
· Menarik calon tenaga yang baik agar menjadi anggota serta mengurangi keinginan anggota untuk keluar dari institusi.
· Memasyarakatkan produk atau layanan.
· Mengusahakan perolehan laba yang maksimal.
· Menciptakan jadi diri institusi.
· Memupuk minat mengenai masalah-masalah nasional maupun internasional.
· Meningkatkan pengertian mengenai demokrasi.

Dalam mengemban fungsi tersebut maka jenis-jenis pekerjaan PR adalah sebagai berkut :
· Menulis (artikel, pamflet, press release)
· Produksi Cetakan/distribusi/promosi (stiker, buletin, poster)
· Produksi film atau audiovisual
· Produksi display/ perkenalan
· Iklan
· Hubungan komunikasi dengan media, radio, TV
· Konfrensi dan Pertemuan Publik
· Hubungan Parlementer
· Hubungan dengan pemerintah
· Hubungan dengan kelompok interest tertentu
· Hubungan dengan industri dan komersial
· Hubungan komunitas
· Hubungan internasional
· Hubungan dengan pekerja
· Hubungan dengan donatur
· Survey atau penelitian ummat
· Komunikasi dari publik ke kinerja organisasi
· Merencanakan, menganggar and mengatur program kerja PR
· Formulasi kebijakan PR
· Yang paling modern yaitu Teknologi Informasi seperti internet, intranet, e-mail, homepage (berandawarta), FTP, IRC, DLL. (anggit)
    

Masih soal HUMAS

BAB I :
DEVINISI HUMAS
  1. A. Definisi Humas
Definisi humas dapat di jelaskan dengan 2 (dua) klasifikasi. Pertama, tentang karakteristik humas atau cirri-ciri humas. Kedua, keberadaan humas dalam organisasi yang meliputi tujuan humas, fungsi humas, tugas dan kegiatan humas. Pada umumnya Hubungan masyarakat, atau sering disingkat humas (bahasa Inggris : public relation) adalah seni menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu/ organisasi. Sebagai sebuah profesi seorang Humas bertanggung jawab untuk memberikan informasi , mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan ketertarikan masyarakat akan sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah situasi.

  1. B. Karakteristi Hubungan Masyarakat
Ada 4 (empat) cirri utama humas yang disebut sebagai karakteristik humas, diantaranya yaitu :
  1. Adanya Upaya Komunikasi Yang Bersifat Dua Arah
Hakekat humas adalah komunkasi. Namun tidak semua komunikasi dikatakan humas. Komunikasi yang menjadi cirri kehumasan adalah komunikasi dua arah yang memungkinkan terjadinya arus informasi timbale balik.
  1. Sifatnya Yang Terencana
Sifat humas yang terencana mengandung pengertian bahwa kerja / aktivitas humas merupakan kerja / aktivitas yang berkesinambungan, memiliki metode terintegrasi dengan bagian lain dan hasilnya tangible (nyata). Syarat terencana dan dan berkesinambungan ini merupakan salah satu sarat yang dinilai dalam kompetisi tertinggi program PR internasional, yakni Golden World Award For Excellence in PR (GWA).
  1. Berorientasi Pada Organisasi / Lembaga
Denngan mencermati orientas tersebut, maka syarat mutlak dalam kerja humas adalah pemahaman yang tinggi terhadap visi,misi, dan budaya organisasi / lembaga. Visi, misi, dan budaya organisasi / lembaga inilah yang menjadi materi utama humas, sehingga dapat mencapai tujuan humas dan mendukung tujuan manajemen lainnya, termasuk tujuan marketing.
  1. Sasarannya Adalah Pubublik
Yaitu suatu kelompok dalam masyarakat yang memiliki karakteristik kepentingan yang sama. Jadi sasaran humas bukanlah perorangan, hal ini perlu disampaikan sebab masih ada orang yang mengistilahkan PR sebagai personal Relation.
BAB II
KEBERADAAN HUMAS DALAM ORGANISASI
  1. A. Tujuan Humas
Humas pada hakikatnya adalah aktivitas, maka sebenarnya tujuan humas dapat dianalogikan dengan tujuan komunikasi, yaitu adanya penguatan dan perubahan kognisi, afeksi dan perilaku komunikannya. Dengan demikian, rumusan yang paling tepat mengenai tujuan humas adalah sebagai berikut:
  1. Terpelihara dan Terbentuknya Saling Pengertian (Aspek Kognisi)
Yaitu membuat public dan organisasi / lembaga saling mengenal. Baik mengenal kebutuhan, kepentingan, harapan, maupun budaya masing-masing. Dengan demikian aktivitas kehumasan harusnya menunjukkan adanya usaha komunikasi untuk mencapai saling kenal dan mengerti tersebut. Sifat komunikasinya cenderung informative saja.
  1. Menjaga dan Membentuk Saling Percaya (Aspek Afektif)
Artinya lebig pada tujuan emosi, yakni pada sikap (afeksi) saling percaya (mutual confidence). Untuk mencapai tujuan saling percaya ini, prinsip-prisip komunikasi persuasif dapat diterapkan. Sikap saling percaya keberadaannya masih bersifat laten (tersembunyi), yakni ada pada keyakinan seseorang (publik) akan “kebaikan/ketulusan” orang lain (organisasi/lembaga akan “kebaikan/ketulusan publiknya.
  1. Memelihara dan menciptakan kerja sama (Aspek Psikomotoris)
Yaitu dengan komunikasi diharapkan akan terbentuknya bantuan dan kerja sama nyata. Artinya, bantuan dan kerja sama ini sudah dalam bentuk perilaku atau termanifestasikan dalam bentuk tindakan tertentu.
Mengacu dari ketiga tujuan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa  setelah pengetahuan/pikiran dibuka, emosi atau kepercayaan disentuh maka selanjutnya perilaku positif dapat diraih. Pada akhirnya, semua itu kembali pada tujuan yang lebih besar yakni, terbentuknya citra/ image yang fafourable tehadap organisasi/lembaga dimana humas berada.
  1. B. Fungsi Humas
Berbicara fungsi berarti berbicara masalah kegunaan humas dalam mencapai tujuan organisasi/lembaga. Dalam buku Publi Relations: Teori dan Praktek yang ditulis oleh Djanalis Djanaid (1993) disebutkan dua fungsi PR Yaitu:
  1. 1. Fungsi konstruktif
Fungsi ini mendorong humas membuat aktivitas ataupun kegiatan-kegiatan yang terencana, berkesinambungan yang cenderung bersifat proaktif. Termasuk disini humas bertindak secara preventif (mencegah).
  1. 2. Fungsi korektif
Artinya, apabila sebuah organisasi/lembaga terjadi masalah-masalah (krisis) dengan public, maka humas harus berperan dalam mengatasi terselesainya masalah tersebut. Fungsi ini sama halnya dengan suatu penyakit, ketika orang sudah dalam keadaan sakit, maka upaya salanjutnya adalah upaya mengobati menuju kesembuhan. Karena mengobati adalah salah satu upaya penyembuhan, maka dapat jadi upaya ini gagal totol sehingga menyebabkan kematian. Pepatah mengatakan, “mencegah lebih baik daripada mengobati.”
  1. C. Peranan Petugas Humas
Peranan humas dapat digolongkan menjadi 4 (empat) peran, diantanya yaitu:
  1. 1. Expert Preciber Communication
Petugas PR dianggap sebagai orang yang ahli. Dia menasehati pimpinan perusahaan/ organisasi. Hubungan mereka diibaratkan seperti hubungan dokter dan pasien.
  1. 2. Problem Solving Process Facilitator
Yakni peranan sebagai fasilitator dalam proses pemecahan masalah. Pada peranan ini petugas humas melibatkan diri atau dilibatkan dalam setiap manajemen (krisis). Dia menjadi anggota tim, bahkan bila memungkinkan menjadi leder dalam penanganan krisis manajemen.
  1. 3. Communication Facilitator
Peranan petugas humas sebagai komunikasi antara perusahaan/organisasi  dengan publik. Baik dengan publik exsternal maupun internal. Istilah yang paling umum adalah sebagai jembatan komunikasi antara publik dengan perusahaan. Sebagai media atau penengah bila terjadi miscommunication.
  1. 4. Tehnician Comunication
Di sini petugas humas dianggap sebagai pelaksana teknis komunikasi. Dia melayani layanan di bidang teknis, sementara kebijakan dan keputusan teknik komunikasi mana yang akan digunakan bukan merupakan keputusan petugas humas, melainkan keputusan manajemen dan petugas humas yang melaksanakan.
Peranan yang paling sering dilakukan petugas humas sangat tergantung dari beberapa hal, Antara lain system budaya organisasi/perusahaannya, tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas, struktur organisasi/perusahaan yang menentukan wewenang dan kebijakan humas, serta cirri khas kehumasan sebuah organisasi/perusahaan. Sementara peranan ideal menginginkan humas dapat terlibat hingga di tingkat messo/manajerial.
  1. D. Tugas Humas
Ada tiga tugas humas dalam organisasi/lembaga yang berhubungan erat dengan tujuan dan fingsi humas. Ketiga tugas tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Menginterpretasikan, menganalisis dan mengevaluasi kecenderungan perilaku publik, kemudian direkomendasikan kepada manajemen untuk merumuskan kebijakan organisasi/lembaga.
  2. Mempertemukan kepentingan organisasi/lembaga dengan kepentingan publik. Kepentingan organisasi/lembaga dapat jadi jauh berbeda dengan kepentinga publik dan sebaliknya, namun dapat juga kepentingan ini jauh berbeda bahkan dapat juga kepentingannya sama.
  3. Mengevaluasi program-program organisasi/lembaga,khususnya yang berkaitan dengan publik. Tugas mengevaluasi program manajemen ini mensyaratkan kedudukan dan wewenang humas yang tinngi dan luas. Karena tugas ini dapat berarti humas memiliki wawanang untuk memberi nasehat apakah suatu program sebaiknya di teruskan ataukah ditunda/dihentikah.
  1. E. Kegiatan Humas
Kegiatan merupakan implementasi dari tugas. Dengan demikian, kegiatan humas sebenarnya adalah implementasi dari tugas humas untuk mencapai tujuan humas dan menjalankan fungsi dan peranannya secara mennyeluruh.
Kegiatan humas pada hakikatnya adalah kegiatan berkomunikasi dengan berbagai macam simbul komunikasi, verbal maupun nonverbal. Kegiatan komunikasi nonverbal, sebagian besar adalah pekerjaan mulai dari menulis proposal, artikel, progress report, menulis untuk presentasi, menulis untuk pres (press realis), membuat rekomendasi dan lain sebagainya. Sedangkan verbal lisan antara lain jumpa pers, goert guide / open house, announcer, presenter,desk informations, dan sebagainya. Kegiatan komunikasi nonverbal meliputi penyelenggaraan pameran, seminar, special event, riset / penelitian, pers kliping, dan sebagainya.
BAB III
ALAT-ALAT HUMAS
  1. A. Iklan
Perbedaan mendasar iklan sebagai alat marketing dan iklan sebagai alat humas adalah dengan melihat pesan yang diiklankan. Selama pesan iklan berkaitan dengan prodok, maka dapat dikatakan saat itu iklan merupakan media/alat marketing. Namun, ketika iklan membawa pesan yang berkaitan dengan perusahaan, maka saat itu iklan merupakan alat atau media humas. Menurut Rhenald Klasik setidaknya ada empat jenis iklan korporat :
  1. 1. Public Relations Advertising
Yaitu iklan yang ditunjukkan kepada masyarakat dengan tujuan menjelaskan tentang suatu hal menyangkut pelayanannya. Misalnya: pindah gedung, keterlambatan pelayanan, permintaan maaf, ucapan terimakasih,dll.
  1. 2. Institusional Advertising
Iklan jenis ini bertujuan untuk memperkuat image dan awareness. Pesan-pesan yang disampaikan cenderung lebih filosofis. Misalnya, tentang kotribusi perusahaan terhadap masyarakat, tentang keberhasilan perusahaan, visi misi perusahaan, pelayanan masyarakat, dan sebagainya.
  1. 3. Corporate Identity Advertising
Yaitu jenis iklan yang menampilkan beberapa identitas perusahaan yang terdiri dari grafik logo, warna identitas, nama perusahaan dan desain fisik lainnya.
  1. 4. Recruitmenet Advertising
Bentuk, ukuran, desain, penggunaan kata-kata, dan kejujuran dalam iklan lowongan pekerjaan menjadi pertimbangan tersendiri bagi masyarakat untuk menilai reputasi perusahaan.
Selain iklan korporat, penjelasan tentang iklan dapat dijadikan sebagai alat humas untuk menjelaskan dengan fenomena bahwa iklan produk juga berimplikasi pada terbentuknya image negatif tentang perusahaan.
  1. B. Pameran
Selain iklan pameran juga dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan humas. Kegiatan pameran, baik yang diadakan sendiri maupun oleh organisasi lain, merupakan ajang publikasi yang baik. Disinilah humas memanfaatkan pameran untuk memperoleh publisitas. Petugas humas melobi pejabat atau tokoh masyarakat yang diminta membuka pameran untuk mengunjungi stand perusahaannya Hal ini diharapkan pers dapat mengabadikan foto pejabat dengan latar belakang stand pameran kita kemudian untuk ditampilkan dalam media masa.
Namun, seperti halnya iklan, pameran juga memiliki implikasi yang buruk bagi kehumasan. Yakni bila stand pameran yang dibangun tidak mencermenkan wibawa perusahaan, penjaga stand yang tidak mencerminkan budaya organisasi,bahan-bahan pameran yang tidak mencerminkan kualitas produk,dan sebagainya.
  1. C. Media Internal
Media internal atau dikenal dengan istilah majalah Ing-griya, perusahaan suatu terbitan yang ditunjukkan untuk publik internal (karyawan dan keluarga karyawan), berisi tentang beberapa informasi perusahaan, sifatnya top down maupun bottom up, tujuannya diciptakan untuk menciptakan kondisi yang well informed dan membina loyalitas antara karyawan dengan perusahaan.
  1. D. Fotografi
Dalam humas, foto sangat diperlukan sebagai bahan publikasi, laporan, berita, iklan, maupun untuk kepentingan arsip/dokumentasi. Foto-foto ini diambil oleh fotografer yang professional dengan sutradara seorang humas yang terlatih. Humas harus tetap mengambil kemudi dalam hal pengambilan dan penyimpanan foto ini tentu ada alasannya. Karena bagaimanapun, foto yang digunakan untuk keperluan publikasi maupun yang lain mestinya tidak boleh bertentangan dengan terjaganya image perusahaan.
  1. E. Film
Film bagi humas merupakan media komunikasi, instruksi, riset dan sebagainya. Melalui film humas dapat menyampaikan pesan-pesannya. Tidak hanya film documenter, film cerita pun merupakan media yang efektif. Semuanya mengajak masyarakat untuk memaklumi kelemahan-kelemahan profesionalnya, menghargai kejujuran, dan bertepuk tangan atas pengorbanannya. Artinya kembali tujuan film itu adalah membentuk image positif.
  1. F. Pers
Termasuk dalam kelompok media massa adalah radio, televisi, surat kabar, majalah, dan buku. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan humas dalam hubungan ini adalah jumpa pers, press tour press clipping. Ada banyak keuntungan melakukan kegiatan berhubungan dengan pers. Tidak hanya memperoleh publisitas bila termuat di media mereka, melainkan humas juga dapat memposisikan pers sebagai sumber informasi dan evaluasi.

BAB IV
MACAM-MACAM HUMAS
  1. A. Humas Pemerintah
Humas pemerintah pada dasarnya tidak bersifat politis. Bagian humas di indtitusi pemerintahan dibentuk untukmempublikasikan atau mempromosikan kebijakan-kebijakan mereka. Tugas pemerintah memang sangat berat, sebab masyarakat yang dihadapi terdiri dari berbagai publik dengan kepentingan yang sangat komplek pula. Hal ini memang tidak lepas dari “karakteristik” yang meletak dalam setiap program/kegiatan pemerintah, antara lain sebagai berikut :
  1. Program pemerintah ditunjuk untuk masyarakat luas. Dengan berbagai latar belakang, karakter, ekonomi, pendidikan (intelejensi) yang beragam.
  2. Sering kali hasilnya abstrak, yang sulit dilihat dalam waktu dekat, bahkan dalam jangka yang panjang sekalipun, karena sifatnya yang integral dan berkesinambungan.
  3. Program pemerintah selalu mendapat controlling / pengawasan dari berbagai kalangan terutama pers, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan sebagainya.
Kebanyakan humas pemerintah diarahkan untuk hubungan dengan media, masalah umum, dokumentasi dan publikasi. Sementara itu, kegiatan-kegiatan yang biasanya ditangani oleh humas antara lain adalah konferensi pers, membuat pers release, press clipping, pameran-pameran, penerbitan media interen, mengorganisir pertemuan dengan masyarakat, penerangan melalui berbagai media komunikasi bagi masyarakat, mendokumentasi berbagai kegiatan instansi, mengorganisir kunjungan-kunjungan para pejabat,menerima keluhan masyarakat/publik.
  1. B. Humas Industri Dan Bisnis
Humas industri dan bisnis telah diterima oleh perusahaan-perusahaanbesar. Humas disana meupakan fungsi menejemen yang turut menentukan suksesnya operasi suatu perusahaan. Humas dalam industri dan bisnis berkembang sering dengan masyarakat terhadapp keputusan-keputusan yang dibuat oleh manajement terutana didalam industri dan bisnis.Kesadaran masyarakat tentang pengaruh keputusan industri dan bisnis terhadap hal-hal diatas dan masyarakat sebagai sasaran market industri dan bisnis di sisi yang lain, menimbulkan kesadaran kalangan industri dan bisnis untuk ikut memperhatikan danmelibatkan peranan masyarakat terhadap keputusan mereka.
Masyarakat dapat digunakan oleh industri untuk mempengaruhi legislative,pengesahan undang-undang uatau peraturan, usaha-usaha lobi masyarakat, liputan pers, komentar editorial, surat pembaca ataupun dalam usaha pemberitahuan kepada cabang-cabang perusahaan. Beberapa penerapan humas dalam industri dan bisnis meliputi ; hubungan dengan pelanggan dan peran humas terhadap marketing yang pada akhirnya melahirkan peraturan marketing PR (MPR), hubungan pemegang saham, hubungan dengan karyawan, hubungan dengan pers, bantuan untuk merekrut pegawai baru, hubungan dengan komunitas, hubungan antar perusahaan/organisasi lain, hubungan dengan pemerintahan (legeslatif dan eksekutif.
  1. C. Humas Sosial
Banyak aktivitas humas yang menyangkut kesejahteraan umum terpisah dari implikasi-implikasi komersial yang biasa. Berikut ini beberapa praktik humas dalam organisasi-orgganisasi sosial, latar belakang, dan penerapan-penerapannya.
  1. 1. Humas Penegak Hukum
Termasuk dalam hal ini humas yang berada dalam kepolisian. Penegak hukum perlu mendengarkan dan tanggap terhadap kepentingan umum supaya mereka dapat membantu masyarakat dengan baik.
  1. 2. Humas Organisasi Keagamaan
Organisasi-organisasi keagamaan sekarang mulai menyadari pentingnya media masa untuk mencapai para jamaah dari mempropagandakan doktrin-doktrin mereka.
  1. 3. Humas Provesi
Profesi kedokteran, profesi pengacara, profesi wartawan, profesi artis dan sebagainya, juga tidak kalah dalam menggunakan pendekatan humas untuk berkomunikasi dengan masyarakat.
  1. 4. Humas Organisasi Sukarela
Ada banyak organisasi sukarela, puluhan, ratusan, bahkan mungkin ribuan, dan kebanyakan mereka membutuhkan dana terus menerus. Sehingga dapat dikatakan pencarian dana merupakan tujuan pokok dari organisasi ini, dana ini nantinya untuk membiayai kerja sosial, kesejahteraan masyarakat, dan hal-hal lainnya. Menerbitkan majalah internal, surat edaran, selebaran-selebaran, publikasi, kop surat, dan sebagainya. Citra organisasi sosial sangat penting bagi kesuksesan baik dalam menarik dana bantuan ataupun menjamin kerjasama dari para pekerja sukarela. Disitulah perlunya organisasi sukarela memerlukan nasehat ahli humas dan menggunakan pendekatan kehumasan.
  1. D. Humas Organisasi Internasional
Lahirnya humas internasional disebabkan oleh adanya perubahan sangat cepat di dalam segala bidang, misalnya perkembangan bidang pariwisata, bidang komunikasi, transportasi, tukar menukar dibidang pendidikan seperti pertukaran dosen dan mahasiswa, timbulnya masalah internasional, dalam bidang ekonomi, politik dan sebagainya. Petugas humas akan di rekrut dari berbagai negara untuk menghindari bias. Media yang biasa digunakan adalah pers, film, konferensi, study group, dan sebagainya. Jelas bahwa aktivitas humas tidak dapat dibatasi oleh batasan-batasan Negara.
BAB V
FENOMENA HUMAS
  1. A. Pembahasan
Penerapan humas dalam organisasi berbeda-beda. Tergantung dari pertama interpretasi / persepsi pimpinan organisasi / lembaga, kedua kebutuhan organisasi/ lembaga, dan jenis organisasi/lembaga. organisasi/lembaga dapat dibedakan berdasarkan orientasi profit dan nonprofit atau komersial dan nonkomersial. Dilihat dari bidang usahanya ada organisasi/lembaga jasa dan manufaktur. Dilihat dari setatusnya ada organisasi/lembaga pemerintah dan swasta. Berikut adalah contoh-contoh penerapan humas di berbagai macam organisasi/lembaga.
  1. 1. Kisah di Balik Sukses Jurassic Park
Diceritakan kembali dari penuturan Jannus Hutapea dalam Lokakarya Publik Relations di Universitas Trisakti, 1999.
  1. 2. Kisah Persebaya
Diceritakan kembali dari penuturan H. Agil H. Ali, dalam Short Course Public Relations, Retorika & Protokoler oleh indopurels dan PWI Jatim, Surabaya 1991.
  1. 3. Kisah MacDonald
Diceritakan kembali dari penuturan Rhenald Kasali saat beraudisi tantang hasil penelitiannya, ”Strategi Penanganan Krisis”, di Universitas Muhamadiah Malang, 1999.
  1. 4. Kisah Lemak Babi Dancow
Diceritakan kembali dari penuturan Miranti Abidin dalam Lokakarya Provesionalisme Public Relations, di Universitas Petra Surabaya, 1998.
  1. 5. Kisah Arianespace
Diceritakan kembali dari penuturan Wicaksono Noeradi dalam Lokakarya Provesionalisme Public Relations, di Universitas Petra Surabaya, 1998.
  1. 6. Kisah Hallmark
Halmark adalah perusahaan pembuat dan distributor kartu terkenal di amerika. Pusat perusahaan berada di Kansas City dan dikelola oleh professional yang sangat mengerti akan manfaat humas bagi perusahaannya. Komitmen yang mengitari bisnisnya sangat kuat, suatu komitmen yang sangat menguntungkan bagi penerapan humas yang ideal.
Masih banyak lagi yang sebenarnya menurut kita, namun tidak disadari. Kesadaran akan lingkungan hidup di Indonesia,juga menggunakan strategi kehumasan.
BAB VI
PROFIL HUMAS
  1. A. Humas Yang Melembaga
Sebagai bidang yang melembaga beraarti memiliki seseorang yang memimpin, memiliki staf dan mestinya memiliki ruang/tempat dan sarana-prasarana pendukungnya.Pengorganasasian disini berbicara tentang struktur, wewenang, tugas dan tanggung jawab. Humas yang melembaga lebih dikenal dengan istilah, bagian/departermen/ divisi humas/ PR/ communication. Dalam bentuk ini terdapat dua system, yaitu sistem sentralisasi dan desentralisasi.
Sistem Sentralisasi yaitu biasanya diterapkan pada perusahaan yang tidak besar. Di mana aktivitas PR diorganisasi secara terpusat atau oleh pusat, posisi atau keduduukan praktisi PR biasanya berada di bawah bagian yang lain dan berada di tingkat lower-middlemanagement.
Sistem Desentralisasi yaitu sistem ini biasanya diterapkan pada peruahaan yang besar, dam manajemen mengerti betul akan pentingnya PR sebagai suatu pendekatan manajemen.
Sistem mana yang akan diterapkan tergantung dari beberapa hal, antara lain sebagai berikut :
  1. 1. Besar Kecilnya Perusahaan
Hal ini akan berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk menyediakan dana bagi humas, kompleksitas permasalahan yang dihadapinya, kemampuan dalam menyediakan sumber daya kehumasan yang lainnya.
  1. 2. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi berkaitan dengan wewenang dan tanggung jawab, hubungan antar struktur, system yang membangun dan budaya organisasi.
  1. 3. Arti Penting PR Bagi Manajemen
Hal ini berkaitan dengan kekhasan penerapan humas di suatu lembaga, kewenangan petugas humas, peranannya dalam manajemen dan bentuk support dari manajemen puncak.
  1. 4. Karakteristik Khas Kehumasan Masing-Masing Lembaga
Hal ini sangat erat kaitannya dengan arti penting PR bagi manajemen.
  1. B. Exstern PR/Humas Agency
Exstern PR adalah sebuah lembaga/perusahaan independen yang berbadan hukum dan bergerak dala layanan dibidag humas, PR ekstern meliputi :
  1. 1. PR Full Service, sebuah perusahaan tersendiri yang bergerak dalam bisnis pelayanan kehumasan, meliputi kegiatan konseling dan sekaligus pelayanan konsultasi dan pelayanan apa yang mereka berikan kepada klien ( perseoranga/perusahaan PR tersebut).
  2. 2. PR Consultant, yaitu perusahaan PR yang bergerak dalam yayanan konsultasi kehumasan. Pelayanan kosultan yang diberikan tergantung dari kompetensi yang dimiliki para konsultannya.
Beberapa perusahaan Full Service dan Consultant memberi pelayanan di beberapa bidang antara lain :
  1. Pemulihan citra
  2. Pembentukan citra
  3. Corporate culture
  4. Media relations dan publisitas
  5. Government relations
  6. Marketing PR
  7. Komunikasi organisasi
  8. h. Community relations
  9. 3. Even Organizer, adalah perusahaan yang melayani jasa sebagai pelaksana sebuah event / kegiatan yang berhubungan dengan publik. Perusahaan ini cenderung spesialis, misalnya:
Sistem kerja perusahaan PR ekstern ini, selayaknya hubungan antara pengacara dengan klien (mereka yang memiliki kasus hokum). Seperti perusahaan advertising dangan klien (advertising).
  1. C. Profil Petugas Humas
Memang tidak mudah menggambarkan profil petugas humas, namun dari beberapa buku disebutkan enam criteria yang merangkum kualitas seseorang praktisi humas yang baik,meliputi hal-hal berikut ini.
  1. Mampu menghadapi semua orang yang memiliki aneka ragam karakter dengan baik.
  2. Mampu berkomunikasi dengan baik, menjelaskan segala sesuatu dengan jelas da lugas, baik lisan maupun tertulis,atau bahkan secara visual.
  3. Mampu mengorganisir segala sesuatu, termasuk dalam perencanaan prima.
  4. Memiliki integritas personal,baik dalam profesi maupun kehidupan pribadi.
  5. Mempunyai imajinasi.
  6. Serba tahu, dalam hal ini adalah akses informasi yang seluas-luasnya.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan criteria ideal adalah kemampuan dalam hal manajemen, keterampilan, dan kepribadian. Gambaran umu tentang profil petugas humas dan kualifikasi yang dimilikinya sebagai berikut. Petugas humas haruslah orang cukup terampil, khususnya di bidang penulisan, mendengarkan, berbicara, membaca dan menggunakan alat-alat komunikasi lainnya.
PR harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang berbagai macam media dan memahami proses manajeman. PR harus memiliki kemampuan dalam memecahkan suatu masalah, dala mengambil keputusan, mengelola opini public, mengefaluasi kecenderungan perilaku dan respo public. PR juga harus memiliki selera dan perilaku yang baik tentang etika, simpati, dan empati, kepemimpinan, semangat, kreativitas dan imajiasi, kematangan/stabilitas kepribadian serta integritas pribadi.
BAB VII
ORGANISASI PROFESI HUMAS
  1. A. PERHUMAS
Pada tanggal 15 Desember 1972 para praktisi humas di Indonesia mendirikan Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS) di jakarta. Berikut tujuan-tujuan PERHUMAS adalah sebagai berikut :
  1. Meningkatkan perkembangan dan keterampilan profesional hubungabmasyarakat di Indonesia.
  2. Memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai hubungan masyarakat.
  3. Meningkatkan kontak dan pertukaran pengalaman diantara para anggotanya.
  4. Menyelenggarakan hubungan dengan organisasi-organisasi serumpun dengan bidang hubungan masyarakat, di dalam maupun diluar negeri.
Tahun 1977 Perhumas memprakarsai berdirinya organisasi humas di Asia Tenggara yaitu FAPRO (Federation of ASEAN Public Relations Organization) di Kuala Lumpur. Indonesia melalui Perhumas ditunjuk menjadi tuan rumah konferensi FAPRO di jakarta.
Sebagai organisasi resmi, Perhumas telah menetapkan kode etik profesi dan telah terdaftar di Departermen Dalam Negeri dan Departermen Penerangan waktu itu, serta tercatat dan diakui oleh International public Relations Association (IPRA), yang merupakan organisasi profesi di tingkat internasional.
  1. B. APPRI
Di Indonesia juga terdapat organisasi yanng menghimpun perusahaan humas, yakni APPRI (Asosiasi Perusahaan Public Relations). APRI didirikan pada 10 April 1987 di Jakarta bersifat independen. Tujuan Apri Adalah sebagai berikut:
  1. Menghimpun, membina dan mengarahkan potensi perusahaan public relations nasional, agar secara aktif, positif, dan kreatif, turut serta dalam usaha mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, berlandaskan pancasila dan UUD 1945.
  2. Mewujudkan fungsi public relations yang sehat, jujur dan bertanggung jawab, sesuai dengan kode praktik dan kode etik yang lazim berlaku secara nasional dan internasional.
  3. Mengembangan dan mewujudkan kepentingan asosiasi dengan memberikan kesempatan kepada para anggota dengan konsultasi dan kerjasama serta memberikan saran bagi pemerintah.
  4. Memberi informasi kepada klien bahwa anggota APPRI memenuhi syarat untuk memberikan nasihat dalam bidang public relations dan akan bertindak untuk klien menurut kemampuan profesionalnya.
  5. Merupakan sarana untuk para anggotanya dalam soal-soal kepentingan usaha dan profesi, dan menjadi forum koordinasi praktik publik relations.
  6. Merupakan medium bagi masyarakat umum untuk mengetahui mengenai pengalaman dan kualifikasi para anggotanya.
  7. Membantu mengembangkan kepercayaan umum atas jasa public relations.
APPRI juga telah menetapkan kode etik profesi dan memberlakukan pada anggotanya. Sampai sejauh ini anggota APPRI telah berkiprah di tingkat internasional.
  1. C. Organisasi Profesi Humasi Di Luar Negeri
Berikut beberapa profil organisasi profesi dari negara-negara di Dunia, antara lain yaitu:
  1. 1. PRSA (Public Relations Sociaty of American)
Berkantor pusat di New York, PRSA berdiri tahun 1947. PRSA memiliki tujuan sebagai berikut:
  1. Untuk menyatukan mereka yang melakukan kegiatan di bidang humas.
  2. Untuk mempertimbangkan segala masalah yang dihadapi bidanb kehumasan.
  3. Untuk merumuskan, memajukan, menjelaskan tujuan, fungsi humas dan seterusnya kepada kelompok-kelompokusaha.
  4. Untuk memperbaiki hubungan pelaksanaan humas dengan para majikan dan klien.
  5. Untuk memajukan dan berusaha mempertahankan standar yang tinggi pelayanan umum dan tingkah laku.
  6. Untuk bertukar pikiran dan pengalaman. Serta untuk menerbitkan pamflet, buku, monografi, majalah dan sebagainya.
  7. Untuk menggiatkan, menyediakan sarana dan kesempatan bagi riset serta memberikan, menghibahkan, dan menseponsori pemberian beasiswa.
    1. 2. Institute Public Relations of British (IPR)
IPR merupakan organisasi humas di nggris didirikan secara resmi dan mendapat pengakuan pada tahun 1964, tujuan PR adalah sebagai berikut :
  1. Untuk memajukan perkembangan humas.
  2. Untuk mendorong dan memupuk ketaatan pada standar profesional yang tinggi untuk para anggotanya.
  3. Untuk mengatur diskusi, konferusik, pertemuan, dan lain-lain mengenai masalah yanag menjadi pertimbangan bersama.dan secara umun bertindak sebagai wadah bagi pertukayan gagasan mengenai praktek kehumasan.
    1. 3. Netherlands Society of Public Relations
Beberapa tokoh pers terkemuka di Belanda merintis suatu perhimpunan profesi humas yang pada tahun 1952 telah mendapat izin dari kerajaan, dengan nama Netherlands Society of Public Relations dan pada tahun 1979 namanya diganti menjadi NGPR (Vereniging voor Public Relations en Voorlichting/Asosiasi PR dan informasi).
  1. D. Organisasi Profesi Humas Internasional
Organisasi humas tingkat internasional terbentuk pada Mei 1955 dalam suatu pertemuan di Stratfort-Upon-Avon, Dengan tujuan sebagai berikut:
  1. Menyediakan jalur bagi pertukaran gagasan dan pengalaman profesional antara mereka yang berurusan dalam kegiatan humas mengenai kepentingan internasional.
  2. Mengadakansuatu rotasi apabila anggotanya setiap saat memerlukan pemberitahuan dan bimbingan.
  3. Membantu mencapai kualitas tertinggi tentang praktik kehumasan umumnya di seluruh negara dan terutama di bidang internasional.
  4. Meningkatkan praktik kehumasan di semua bidang kegiatan di dunia dan memajukan nilai-nilai dan pengaruhnya melalui promosi ilmu pengetahuan.
  5. Meninjau dan mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang mempengaruhi praktik kehumasan yang biasa terjadi di berbagai negara termasuk masalah-masalah seperti status profesi sebagai kode etik profesi.
  6. Menebitkan berbagai buleti, majalah atau terbitan-terbitan lain, seperti “Who’s Who” dibidang humas internasional.
  7. Mengerjakan kegiatan-kegiatan lain yang mungkin menguntungkan para anggotanya.
Keanggotaan IPRA terbuka bagi semua orang yang bertanggung jawab penuh bagi rencana dan pelaksanaan suatu bagian penting dan berkaitan dengan semua kegiatan dari suatu badan hukum, perusahaan,perserikatan, pemerintah atau organisasi lain yang membina hubungan baik dan produktif dengan publik atan khalayak ramai.
BAB VIII
TOKOH DAN PERISTIWA PENTING
  1. A. humas di dunia ketiga
Pihak pertama yang menerapkan teknik-teknik kehumasan dalam “manajemennya” adalah pihak pemerintah. Tahun 1807 ketika presidan Thomas Jefferson dari amerika sedang mengarang pidatonya yang ke tujuh bagi kongtes, diperkirakan saat itu dia adalah pemakai istilah humas yang pertama. Ia mencoret kata state of thought dan sebagai gantinya ia menulis public relations.
Kemudian tahun 1903 seorang tokoh dari amerika yang kemudian dikenal sebagai “ God Father of PR” untuk praktik kehumasan, Ivy L. Lee meninggalkan pekerjaannya sebagai reporter dan memulai pekerjaanya sebagai agen pers. Selain itu kegiatan kehumasan juga telah dilakukan oleh komisi asuransi di inggris pada tahun 1911 atas instruksi Llyod George bendahara negara untuk menjelaskan undang-undang asuransi nasional. Taktik kehumasan yang cukup rinci dan terarah mulai digunakan oleh pemerintah inggris pada tahun 1912.
Diantara orang berbakat dalam kelompok creel, munculah seorang tokoh yang pada tahun 1999lalu dikukuhkan sebagai  “God Father of PR” atau pemikiran dalam falsafah dan pendidikan humas, yakni Edward L. Bernays keponakan Sigmoud Freud. Antara tahun 1926 hingga 1923 di Iggris berlangsung suatu upaya kehumasan besar-besaran pada zamannya. Tahun 1926 kerajaan inggris membentuk Dewan Penasehat Kerajaan yang merupakan tanda pertama digunakan humas sebagaimana kita kenal sekarang.Tujuan dari dewan ini adalah membuat kerajaan tetap menjadi pikiran rakyat iggris.
Di antara perang Dunia, terjadi perkembangan pesat aktivitas humas disetiap bidang kehidupan Amerika Serikat. Tanda-tanda pecahnya Perang Dunia II mempercepat tendensi tersebut dan sekalilagi pemerintah Amerika merintis jalan dengan merintis kantor informasi perang OWI (the office of war information) di bawah pimpinan Elmer Dafis. Ketika perang dunia berakhir kementrian  penerangan diganti dengan suatu lembaga nonkementrian yaitu Kantor Pusat Penerangan.
  1. B. Humas Di Dunia Ketiga
Dokumen sejarah humas di Dunia ketiga memang tidak selengkap dan sebaik yang dilakukan oleh negara-negara eropa (Inggris) dan amerika. Banyak faktor yang mempengaruhi, selain mental adalah masalah keahlian dalam mendokumentasikan kejadian-kejadian penting. Budaya penilaian di Dunia ketiga sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan negara Eropa dan Amerika. Lemahnya bukti sejarah penerapan humas di negara dunia ketiga juga sangat dipengaruhi kenyataan bahwa sebagai negara yang awalnya ”terjajah” dan miskin dalam segala aspek kehidupannya baik dari sisi pendidikan, teknologi, ekonomi, budaya, politik dan sebagainya tidak memugkinkan adanya penerapan humas yang sesungguhnya.
Aktivitas humas yang didekati dengan unsur komunikan memerlukan syarat tersedianya komunikator dan komunikan yang cerdas,media yang memadai, sistem yang demokratis, sarana dan prasayana yang mendukung. Khusus pada negara-negara dunia ketiga, agaknya kampanye kehumasan yang banyak mendapat kajian adalah kampanye keluarga berencana, pendidikan, ketertiban, kesehatan. Namun dewasa ini, sudah mulai kajian pada penerapan humas modern yang ada di instansi pemerintah maupun bisnis.
KESIMPULAN
Buku dasar-dasar humas tersebut sangat bagus dan mudah di pelajari, di dalam buku tersebut dijelaskan secara gamblang mengenai dasar-dasar kehumasan. Bagi kita yang belun mengerti apa itu yang dimaksut HUMAS, disini akan dibahas mengenai konsep dasar, yaitu tentang difinisi, keberadaan dalam organisasi, alat-alat humas macam-macam humas, fenomena kehumasan, profil humas, organisasi profesi kehumasan, maupun sejarah dan tokoh humas.
Maka dengan membaca buku tersebut kita dapat mempelajari tentang dasar-dasar HUMAS, kita juga dapat mengetahui definisi hingga sejarah awal terbentuknya humas. Dengan  di berikan contoh tokoh pelaku humas di Indonesia maupun didunia, maka hal ini akan memberi kesan kepada pembaca sehingga pembaca akan lebih terkesan dan teringat pada ingatannya. Oleh karena itu buku ini sangat cocok di jadikan referensi bagi kita sebagai pegangan dalam menpelajari dasar-dasar humas.
Dalam setiap babnya dikaji secara mendalam sehingga pembacapun bisa mempelajari secara mendalam serta dapat mengetahui maupun mempelajari dengan jelas. Selain itu cara penyajian buku dasar-dasar humas tersebut  dilengkapi dengan tugas, reverensi dan evaluasi. Hal ini memicu pembaca untuk melakukan diskusi antara pembaca dan pinulis.

Semoga bermanfaat...
_Anggit_

Hubungan Masyarakat

INISIASI 1
Konsep dasar humas

Menurut Grunig, humas adalah kegiatan manajemen komunikasi antara sebuah organisasi denganberbagai macam publiknya, dari pengertian tersebut maka konsep humas akan selalu berkaitan dengan konsep-konsep lainnya yaitu ;

1. Komunikasi
Pembahasan ke-humas-an merupakan bagian dari kajian ilmu komunikasi, karena semua kegiatan yang menjadi pokok dari humas adalah komunikasi, khususnya komunikasi organisasi.

2. Publik
Publik adalah sekelompok orang yang memiliki kepentingan atau kepedulian yang sama. Kepentingan publik terhadap organisasi bersifat khusus dan spesifik sehingga setiap organisasi bersifat khusus dan spesifik.

3. Manajemen
Menurut Cutlip, Center dan Brom bahwa dilihat dari fungsi manajemen, kegiatan kehumasan bertugas untuk mengevaluasi sikap dan opini publik, megidentifikasi serta menyesuaikan kebijakan-kebijakan organisasi dengan kepentingan publik, serta merencanakan dan melaksanakan program-program humas agar organisasi dapat mencapai saling pengertian serta diterima keberadaanya oleh publik.

4. Organisasi
Don Barnes, menyatakan bahwa dalam organisasi humas berfungsi untuk memberikan saran pada pihak manajemen mengenai kebijakan dan kaitannya dengan publik, mengkoordinir kegiatan komunikasi organisasi, melakukan upaya-upaya untuk menjalin hubungan antara organisasi dan publik, dan mencari informasi mengenai opini publik terhadap organisasi.

Perkembangan konsep humas

Humas pada awalnya berkembang dari dunia hiburan dengan munculnya era press agentry. Pada masa ini para press agent menggunakan segala cara termasuk memanipulasi informasi asalkan pengguna jasa mereka menjadi terkenal. Era ini dikenal sebagai era dimana praktek humas dipakai secara negatif, sebuah era manipulatif. Komunikasi digunakan masih bersifat satu arah (one way communication).

Saat ini perkembangan humas menuju ke arah mutual understanding. Dimana pada era ini humas berupaya menjalin komunikasi dua arah yang seimbang antara sebuah organisasi dengan publiknya. Sehingga cara-cara yang digunakan memiliki etika untuk memperoleh dukungan dan kedudukan yang baik di tengah-tengah masyarakat. Komunikasi yang dijalan antara organisasi dan publik pada masa ini adalah two-way assymetrical model atau hubungan dua arah asimetris. Artinya, hubungan yang ada telah mengenal feedback dari publik ke organisasi, namun umpan balik tersebut hanya untuk keuntungan organisasi. Pada akhirnya, humas harus menjadi hubungan dua arah yang simetris (two-way symtrical model), yaitu hubungan yang terjalin dengan baik antara kedua belah pihak yang saling mempunyai umpan balik, sebagai keuntungan bersama-sama, baik organisasi maupun publik.

 Opini 1 : Humas (Hubungan Masyarakat ) adalah Salah satu bagian inti dalam suatu organisasi. Karena, dengan adanya humas maka organisasi tersebut dapat di kembangkan dengan baik, lebih terorganisir, dan ada upaya untuk peningkatan citra sesuai dengan tujuan humas ( untuk membangun/ mengembangkan citra/image suatu organisasi) ,dan juga menjadi penghubung / mediator eksternal ataupun internal dalam organisasi itu sendiri.

Tugas 1




PROFIL ORGANISASI
PT. Roman Shine adalah perusahaan yang bergerak dalam penciptaan paket bisnis khususnya bisnis dalam bidang printing, merchandising & advertising. PT. Roman Shine merupakan business solutions bagi para pengusaha untuk membangun bisnis berbasis design, printing & advertising.

Pangsa pasar khususnya pengusaha muda yang berkinginan kuat untuk memulai bisnis atau  pengusaha menengah yang ingin melakukan diversifikai produk.


KEBERADAAN HUMAS

Keberadaan Humas dalam organinasi PT. Roman Shine berada dalam posisi (bagian):

1.       Departemen Promosi & Keluhan Pelanggan
Fungsi:
a.       Melaksanakan kegiatan promosi (menyelenggarakan pameran, dan lain-lian)
b.      Menciptakan image perusahaan (khususnya tentang produk) yang baik dan profitable
c.       Melaksanakan kegiatan pelayanan purna jual (after sales) dan menampung serta menindaklanjuti keluhan pelanggan.
d.      Memelihara hubungan baik dengan pelanggan

2.       Departemen Humas & Kepatuhan (Public Relation & Compliance Dept.)
Fungsi:
a.       Memeriksa kelengkapan dan memastikan kebenaran/keabsahan dokumen-dokumen perusahaan.
b.      Memeriksa kelengkapan legalitas dokumen-dokumen perjanjian bisnis.
c.       Melakukan updating data dan pengawasan atas system pengarsipan dokumen perusahaan.
d.      Menampung, menyelesaikan  dan menindaklanjuti setiap permasahan yang timbul baik internal maupun eksternal untuk mempertahankan dan meningkatkan citra positif (image) perusahaan di mata stakeholders & masyarakat.

FAKTOR – FAKTOR PENTING KEBERADAAN HUMAS:

a.       Produk & jasa perusahaan sangat perlu untuk diinformasikan (disosialisasikan) kepada masyarakat (prospek pelanggan).
Contoh: pemasangan iklan, pemberitaan di media, konperensi pers, pameran, dll

b.      Mengkoordinir dan melaksanakan kegiatan pelayanan sebagai upaya untuk memberikan informasi mengenai produk dan membangun image perusahaan
Contoh: memberikan santunan, bea siswa atau melaksanakan event-event tertentu

c.       Membina hubungan baik secara internal maupun eksternal dengan pelanggan dan masyarakat.
Contoh: kegiatan kebersamaan sesama karyawan dan managemen utnuk menciptakan etos kerja yang lebih baik; pelayanan purna jual yang memuaskan; proses produksi dan kegiatan perusahaan memperhatikan / peduli terhadap kesehatan dan kenyamanan lingkungan sekitar.

d.      Menindaklanjuti keinginan/kebutuhan pasar dan mengantisipasi serta melayani keluhan-keluhan pelanggan yang mungkin timbul.
Contoh: customer care oriented

e.      Pengangan secara khusus terhadap perselisihan yang mungkin timbul selama proses kegiatan perusahaan berjalan.

f.        Kepatuhan dan updating terhadap kelengkapan/keabsahan/legalitas dokumen perusahaan sesuai peraturan pemerintah.



 INISIASI 2
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan praktik humas.
Menurut Vercic, Grunic dan Grunic dalam Sriramesh (2004) perkembangan humas dipengaruhi oleh variabel lingkungan negara masing-masing yaitu ideologi,sistem ekonomi, budaya dan sistem media. Faktor-faktor tersebut terwakili dengan :

1. Demokratisasi kehidupan politik
Dalam negara yang menjadika demokrasi sebagai pilar utama maka suara rakyat menjadi dasar negara, kebebasan berpendapat, beropini dijamin oleh undang-undang. Hal ini sejalan dengan prinsip humas yang merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang seimbang antara organisasi dan publiknya. Komunikasi tersebut bisa berjalan dengan baik jika dilandasi keterbukaan, prinsip menghargai opini, atau pendapat yang berbeda.

2. Industrialisasi dan pasar bebas Industrialisasi
memunculkan pasar bebas, sehingga kompetisi yang terbuka menjadi strategi humas untuk memenangkan persaingan. Karena humas berperan penting untuk membangun citra lembaga bisnis, citra produk dan citra corporate.

3. Perkembangan Teknologi Komunikasi
Perkembangan pesat teknologi komunikasi saat ini menjadikan teknik humas semakin berkembang pula. Jarak tidak lagi menjadi kendala sehingga informasi menjadi kebutuhan. Dengan kemajuan ini tentu sangat menunjang kegiatan humas.

4. Penerapan Good Governance
Pemerintahan yang bersih menciptakan iklim usaha yang sehat, iklim sehat menciptakan persaingan sehat. Sehingga mendorong munculnya berbagai teknik komunikasi untuk menunjang persaingan bisnis, teknik tersebut salah satunya adalah humas.


INISIASI 3
Kedudukan dan peran humas dalam organisasi

Organisasi merupakan sebuah kesatuan yang utuh dan kompleks. Didalamnya terdapat berbagai elemen yang saling berkaitan. Antara elemen memerlukan interaksi agar organisasi sebagai sistem dapat mencapai tujuannya. Humas adalah salah satu aspek dari elemen organisasi untuk ikut serta membantu mengelola interaksi organisasi dengan komponen-komponennya.

Menurut Grunig dan Hun, sebuah sistem terdiri dari aspek-aspek; lingkungan (Enveronment), pembatas (Boundary), masukan (Input), keluaran (Output), proses (troughtput), dan umpan balik (feedback). Selain itu, bentuk sistem organisasi terbagi menjadi tertutup dan terbuka. Organisasi tertutup adalah sistem organisasi yang tidak berinteraksi dengan lingkungannya, dalam artian semua elemen dan kebutuhan organsiasi dapat dipenuhi oleh internal organisasi. Sedangkan organisasi terbuka adalah sebaliknya, membutuhkan elemen dan interaksi dengan lingkungan luar.

Bagaimana keberadaan dan peran humas di dalam struktur organisasi ? ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberadaan humas dalam struktur organisasi; (1) besar kecilnya organisasi, dan (2) kemauan pemimpinnya. Dalam organisasi Humas terdapat dua peran besar bagi humas, yaitu sebagai teknisi dan manajer. Sebagai manajer humas berperan sebagai :
1. Expert preciber (ahli atau penasehat manajemen)
Praktisi humas dianggap sebagai seorang ahli yang bisa memberi solusi bagi permasalahan humas sebuah organisasi dan manajemen.

2. Communications facilitator
Praktisi humas bertindak sebagai perantara, penghubung, penerjemah serta mediator, menjaga terwujudnya komunikasi dua arah antara organisasi dan publiknya.

3. Problem solving process facilitator
Humas dilibatkan dalam memecahkan masalah organisasi, meskipun peranannya masih dalam koridor komunikasi.

Sedangkan Dozier mengidentifikasi dua peran tingkat menengah, yaitu :

1. Media relations role. Tugas praktisi humas memastikan media selalu mendapat informasi dari organisasi apa saja yang dibutuhkan dan dikhawatirkan media.

2. Communication and laison role. Humas bertugas sebagai perwakilan dari organisai dalam kegiatan-kegiatan untuk menciptakan peluang berkomunikasi antara organisasi dan publiknya.


 INISIASI 4
Teori komunikasi yang minimal harus diketahui oleh seorang humas :

1. Agenda setting
Teori ini berasumsi bahwa khalayak dianggap mudah diarahkan oleh komunikator dengan penekanan-penekanan pemberitaan yang dilakukan oleh media massa. Jika media memberikan tekanan (pemberitaan dsb) pada suatu pristiwa maka media akan mempengaruhi khalayak untuk menganggap peristiwa tersebut sebagai sebuah pristiwa penting.

2. Uses and Gratification
Teori ini beramsumsi bahwa khalayak dianggap lebih aktif sehingga dalam teori ini yang menjadi fokus adalah apa yang dilakukan oleh khalayak terhadap media. Pendekatan ini memberikan gambaran bahwa khalayak tidak dipandang sepenuhnya pasif, sehingga penggunaan media oleh khalayak dapat teridentifikasi dari motifnya. Seperti, apa yang mendorong individu membaca berita tertentu, atau hanya menonton acara tertentu, dan sebagainya.

3. Difusi – Inovasi
Adalah suatu pendekatan yang menjelaskan bagaimana suatu ide, gagasan, praktik atau penemuan baru disebarkan kemudian diterima oleh sasaran komunikasi. Dalam proses inovasi keputusan seseorang untuk mencari informasi yang dilakukan dalam beberapa langkah, yaitu : pengetahuan, pembentukan sikap, membuat keputusan, penggunaan, dan peneguhan atau penguatan keputusan.

Dalam proses difusi inovasi, saluran media berperan penting pada tahap pengetahuan, sedangkan saluran hubungan personal (antarpribadi) lebih efektif pada tahap pembentukan sikap (persuasi). Di bagian hubungan personal inilah humas dapat berperan menjadi agen untuk membentuk sikap khalayak. Praktik yang sering digunakan agen (humas) adalah dengan menggunakan pemimpin opini lokal, atau gate keeper (penjaga gerbang) informasi dari publik.

4. Disonansi Cognitive
Merupakan teori yang mempunyai pengertian ketidaksesuaian kognisi sebagai aspek sikap dengan perilaku yang terjadi pada diri seseorang. Dalam pengambilan keputusan, disonansi diprediksikan akan muncul karna alternatif pilihan yang mengakibatkan ia diterima atau ditolak. Semakin sulit sebuah keputusan semakin besar disonansi setelah keputusan diambil, demikian juga jika semakin penting sebuah kebijakan semakin besar pula disonansi yang diakibatkannya.

Teori tersebut dirumuskan bahwa ketika seseorang ditempatkan pada situasi dimana ia harus berprilaku di depan umum yang bertentangan dengan sikap pribadinya maka dia akan mengalami disonansi dari pengetahuan tentang fakta tersebut. Hal tersebut terjadi karena ada reward dan punishment atau karena tekanan kelompok untuk menyesuaikan norma yang disepakati.

Pendekatan tersebut diatas dapat digunakan seorang humas untuk menganalisa dirinya, media dan publik dalam membuat agenda dan program humas yang terarah dan efektif. Karena perlakuan terhadap publik memerlukan pengetahuan yang menyeluruh mengenai semua pihak yang terkait. Sehingga humas dapat menentukan langkah-langkah tepat dalam proses komunikasi yang sedang dan akan dibangunnya.

Opini 4 : Contoh dari teori_teori komunikasi tersebut diantaranya :
1. Agenda setting
 Dalam hal ini media secara efektif menginformasikan peristiwa tertentu kepada khalayak dengan liputan berita yang diulang-ulang,untuk mengangkat pentingnya sebuah isu dalam benak khalayak.
Contoh kasus : Kasus money laundring oknum pegawai pajak bernama Gayus Halomoan Tambunan yang  memiliki uang sebesar Rp 25 miliar dalam rekening pribadinya. Hal tersebut sangat mencuri perhatian karena Gayus Tambunan hanyalah seorang PNS golongan IIIA yang mempunyai gaji berkisar antara 1,6-1,9 juta rupiah saja.

2. Uses and Gratification
Contoh : Khalayak/penonton dianggap aktif dalam menentukan tayangan mana yang mereka kira akan dapat memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan.
misal : Ani sangat menyukai acara berita di televisi karena menurutnya dengan tayangan tersebut akan memberikan banyak pengetahuan. sedangkan Ana lebih memilih untuk melihat acara yang dapat menghibur dirinya sepertiacara komedi, menurutnya pengetahuan dapat ia dapatkan dengan membaca buku, dll.

3. Difusi – Inovasi
Contoh : Online store/toko online pada suatu media yaitu website yang bisa diakses melalui internet untuk memudahkan konsumen membeli suatu produk melalui internet (toko online). Namun tidak semua inovasi dapat diterima, contohnya masih banyak konsumen yang tidak mau menggunakan toko online untuk berbelanja dikarenakan takut adanya penipuan, dll. jadi, tidak semua dampak dari difusi/inovasi dapat diterima oleh masyarakat.

4. Disonansi Cognitive
Contoh : Seseorang yang bekerja sebagai Intel , dia akan menemui bahkan melakukan beberapa hal yang mungkin tidak sesuai dengan hati nurani nya atau dengan adat & keyakinannya. hal itu akan menimbulkan disonansi dan efeknya akan mempengaruhi psikologi karena mau-tidak mau mereka harus melakukan  beberapa hal tsb dan harus profesional karena merupakan tugas/konsekuensi dari profesi yang sudah ia pilih.

INISIASI 5

 Dalam bekerja seorang humas mempunyai proses tahapan kerja yang idealnya harus dijalani. Tahapan demi tahapan mempengaruhi keputusan humas dalam mengambil tindakan. Dengan fungsi manajerial yang ada, humas dapat dengan tepat membaca kebutuhan organisasi. Humas yang baik tidak sembarangan dalam mengambil program, diperlukan analisa, perencanaan, tindakan tepat, dan dievaluasi dari semua program yang telah dilakukan. Fungsi manajemen tersebut mengindikasikan bahwa tidak semua orang dapat menjadi humas yang baik. Sebab, tanggung jawab humas adalah “menggambarkan” citra organisasi; dirinya adalah representasi yang diwakilinya.

Oleh karena itu humas harus mampu :

1. Melakukan penelitian

Beberapa jenis penelitian yang dapat dilakukan humas : enviromental monitoring, publik relations audit, communications audit, dan social audit. Penelitian-penelitian tersebut dapat dilakukan dengan teknik formal dan informal.

2. Melakukan Perencanaan dan pemrograman

Setelah humas memperoleh gambaran dari penelitian yang dilakukan, selanjutnya membuat perencanaan dan program kerja. Unsur perencanaan meliputi : merumuskan masalah,menentukan sasaran dan tujuan, membuat jadwal dan menentukan kebutuhan anggaran sebagai konsekuensi program.

3. Pelaksanaan rencana dan program

Puncak dari kerja humas adalah realisasi program dan rencana. Dalam pelaksanaan program, humas harus dapat menentukan strategi tindakan yang akan digunakan, selain itu humas juga harus memperhitungkan strategi komunikasi yang akan diterapkan. Kedua strategi menjadi “senjata” humas dalam realisasi program. Sehingga dapat dikatakan sukses dan tidaknya rencana dan program yang telah tersusun ditentukan oleh keahlian humas dalam membuat strategi dalam bertindak dan berkomunikasi.

4. Pelaksanaan rencana dan program
Terkadang ada yang beranggapan ketika sebuah program telah selesai dilaksanakan, evaluasi menjadi tidak penting. Pun ada yang menilai bahwa suksesnya sebuah kegiatan adalah pesan telah disampaiakn kepada audiens, atau ukuran sukses banyaknya audiens. Kedua hal itu hanya sebagian kecil dari indikator baiknya pelaksanaan program, karena indikator yang sebenarnya adalah tergantung dari tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Evaluasi juga menjadi penting sebagai gambaran untuk pelaksanaan program berikutnya, sehingga dari waktu ke waktu pelaksanaan menjadi semakin baik.

Tugas 2
Contoh sebuah Program Huma
s  yaitu :
Program Komunikasi Kesetaraan Gender

                Gender atau peran social perempuan dan laki-laki dalam masyarakat Indonesia belum setara. Wanita sering diposisikan sebagai warga Negara kelas dua, diperlakukan tidak adil dan tidak dipenuhi hak-haknya. Hal ini dikarenakan adanya budaya partilineal (laki-laki yang dominan), penafsitan aturan agama yang tidak pas, tingkat pendidikan perempuan yang rendah serta kurangnya memperoleh akses informasi yang benar.

                Data yang terkait untuk menunjukkan parahnya masalah tersebut adalah jumlah perempuan dan laki-laki berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah perempuan yang menduduki kursi di pemerintahan, korban perempuan disbanding laki-laki pada kasus kekerasan rumah tangga, pelecehan, dll.

* Jenis Penelitian yang kita gunakan adalah Environmental Monitoring .
*  Teknik yang digunakan adalah Penelitian Kualitatif.
* Rumusan Masalah :
                Ketidaksetaraan Gender adalah masalah budaya. Karena itu, perlu penyampaian pesan yang terus menerus dengan membuka orientasi berpikir pada hal-hal yang positif mengenai kesetaraan. Misalnya membuat keluarga lebih sejahtera karena perempuan juga bekerja mencari uang, perempuan lebih pintar dan mampu mendidik anak-anak lebih baik dan masa depan lebih baik.
* Sasaran dan Tujuan :
                Melakukan pendekatan kepada kaum perempuan untuk mengetahui bagaimana sikap dan perilaku mereka keseharian, terkait dengan kesadaran akanpentingnya kesetaraan gender.
Tujuan  :Membentuk kesadaran, sikap, perilaku yang setara gender.
Perempuan yang memiliki kesetaraan gender akan berusaha memposisikan sama dengan laki-laki dalam rumah tangga dan bidang lainnya. Begitu juga dengan laki-laki yang memiliki kesadaran kesetaraan akan selalu mengikutsertakan perempuan dalam mengambil keputusan, menghargai perempuan dan juga bisa lebih memperhatikan serta memperlakukan perempuan sebagaimana mestinya. Dan diharapkan dengan adanya kesadaran akan kesetaraan ini, akan meningkatnya tingkat pendidikan perempuan karena perempuan mempunyai peluang sama dengan laki-laki untukmendapatkan pendidikan, meningkatnya aktivitas perempuan diluar sector domestic (kegiatan rumah tangga) misalnya dalam kegiatan ekonomi, social dan politik.
* Pelaksanaan :
                Sebelum menentukan Waktu pelaksanaan, ada baiknya kita membuat  rencana manajemen. Adanya kerjasama antara organisasi Kementrian Pemberdayaan perempuan dengan mitra lembaga swadaya masyarakat, pemda,dll yang mempunyai peran dan tanggung jawab seperti donator, coordinator pelaksana teknis, Lsm  membantu dalam melakukan program kampanye, pelaksana teknis,dll.Sehingga Pelaksanaan Program Kampanye bulan April s.d Agustus 2010.
* Anggaran :
                Disesuaikan karena adanya donator yang turut membantu dalam program kegiatan ini.
*  Strategi Tindakan :
         Kita dapat menentukan jangka panjang dan positioning strategi tindakan. Identitas jangka panjang adalah prilaku yang akan menjadi budaya pofitif. Misalnya Metode KB bila terus menerus digunakan, maka masyarakat juga akan lebih sejahtera. Pada kesetaraan gender, maka prilaku menghargai, menghormati dan memberikan peluang yang sama bagi kaum perempuan akan memperkuat suatu bangsa dan perempuan dapat ikut berpartisipasi dalam pembangunan.
Positioning : Memberikan gambaran fisik, perempuan Indonesia yang percaya diri, pintar dan mandiri.
* Strategi Komunikasi
Kita dapat mengidentifikasi poin-poin pesan utama yang akan disertakan dalam semua pesan komunikasi diantaranya :
1. Kesetaraan gender menjadi kunci keberhasilan perempuan Indonesia menjadi percaya diri, cerdas dan mandiri.
2. Sikap saling menghormati dan menghargai serta saling mendukung antara perempuan dan laki-laki.
3. Pelayanan kesehatan serta penyediaan fasilitas bagi pemberdayaan perempuan menjadi prioritas.
                Untuk pendekatan strategis untuk menyampaikan Pesan yang berkaitan dengan kesetaraan gender yang dapat disampaikan melalui saluran komunikasi interpersonal berupa kunjungan ke rumah, kampanye, pertemuan dengan komunitas seperti  pertemuan, arisan, pengajian atau pelatihan pemberdayaan perempuan, dll. Selain itu bisa juga menggunakan alat bantu berupa hiburan, music ,dll.
* Tahap selanjutnya adalah Rencana Evaluasi
                Untuk memastikan kegiatan tersebut dilaksanakan dan apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai , dapat diukur dengan indeks kesehatan, pendapatan, dan pendidikan.
Penilaian dampak/hasil dapat kita lihat dari jumlah khalayak yang sudah mengubah prilaku sesuai dengan tujuan yaitu memberikan kesadaran akan pentingnya kesetaraan gender.

Evaluasinya adalah Dampak Program komunikasi terhadap perubahan perilaku perempuan dan laki-laki yang sesuai dengan kesetaraan gender.
Langkah selanjutnya kita dapat menyiapkan dokumentasi dan laporan kegiatan serta penyebarluasan hasil-hasilnya.

INISIASI 6

Opini 6 : di Era Modern saat ini Teknologi informasi seperti Teknologi Cyberspace (Teknologi Internet) sangat menguntungkan para praktisi Humas, dan menjadikan Pekerjaan Humas lebih efisien , murah dan praktis. Dengan menggunakan Teknologi ini, kita dapat mengkombinasikan Teknik Komunikasi lisan, Cetak dan Audiovisual.
Dengan adanya Perkembangan ini, Teknologi komunikasi seperti Teknologi Cyberspace (Teknologi Internet) berperan sebagai alat bantu yang mempermudah kerja Humas dalam upaya menyampaikan pesan-pesan yang dibuatnya, berkaitan dengan suatu organisasi yang diwakilinya untuk disampaikan kepada
publik/organisasi itu sendiri dan Komunikasi akan lebih mudah karena tidak terbatas oleh batasan waktu, wilayah,dll.
Namun, Setiap teknologi pasti mempunyai kekurangan dan kelebihannya.
Salah satu upaya nya adalah kita harus tetap berusaha untuk tepat dalam memanfaatkan teknologi ini agar hasil yang didapatkan, dapat sesuai dengan tujuan komunikasi dan komunikasi dapat berjalan efektif & Bermanfaat. 

  INISIASI 7

Jika pada inisiasi sebelumnya kita hanya mambahas teori dan konsep-konsep humas, maka inisiasi 7 kita akan membahas aplikasi humas dalam organisasi. Humas dapat dipraktekkan di semua type, bentuk dan sistem organisasi. Peran dan kedudukan humas tergantung bagaimana kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki.

Secara garis besar humas dapat diaplikasikan pada :
1. Organisasi politik, diantaranya adalah pemerintahan dan partai politik.Di dalam pemerintahan humas menjadi penting karena harus ”berada di depan” ketika memberikan informasi kebijakan dan meminta dukungan dari masyarakat. Sedang dalam partai politik humas diharapkan dapat membantu partai politik dalam kegiatan pencitraan politik khususnya kampanye.

2. Organisasi bisnis atau profit.Publik organiasasi bisnis saat ini semakin cerdas, baik publik internal maupun eksternal. Sehingga perusahaan bisnis lebih banyak lagi membutuhkan tenaga humas untuk berkomunikasi dengan publiknya.

3. Organisasi sosial, seperti asosiasi profesi, LSM, keagamaan, pendidikan dan sebagainya.Di negara kita dewasa ini peran humas sangat penting. Seiring dengan era reformasi dimana informasi dibuka seluas-luasnya. Sehingga masyarakat mempunyai hak untuk mendapatkan informasi yang benar dan transparan. Di posisi inilah peran humas dibutuhkan; untuk menjembatani keinginan publik dan kepentingan organisasi. Di salah satu pihak yang mengiginkan keterbukaan dan kejujuran yang lainnya menginginkan keuntungan dan dukungan.

  Tugas 3

Contoh kegiatan kehumasan yang diaplikasikan dalam : Organisasi Politik,Organiasi Bisnis, dan Organisasi Sosial diantaranya :

a.       Organisasi Politik:

Kegiatan kampanye kandidat politik maupun partai politik itu sendiri yang dilakukan oleh humas komunikasi politik, atau sering dikenal dengan Tim Sukses

1.       Kegiatan untuk mensosialisasi dan menciptakan image atau pencitraan positif bagi kandidat politik melalui:
·         Penayangan di televisi dalam acara, event atau iklan promosi.
Contoh: penayangan promosi Andi Malarangeng di salah satu stasiun televisi

·         Membuat/menerbitkan buku biografi sang kandidat tersebut.
Contoh: buku biografi Soekarno

·         Pemberitaan di media cetak
Contoh: pemberitaan di surat kabar, majalah, poster, dsb

2.       Kegiatan sosialisasi visi dan misi partai melalui website (situs internet)
Contoh: www.f-pks.or.id , www.ppp.or.id , www.golkar.or.id , dsb

3.       Membangun hubungan dengan masyarakat atau calon pemilih secara langsung melalui kegiatan sosial
Contoh: kegiatan bakti sosial peduli Aceh, bencana alam Padang oleh Partai Keadilan Sosial, atau partai-partai lainnya.

4.       Berkomunikasi dan membentuk forum diskusi melalui jejaring sosial seperti facebook, twiter dan sebagainya, serta melakukan survey dan polling untuk mengetahui keinginan dan kepedulian para pendukung atau calon pemilih.

b.      Organisasi Bisnis                                         

1.       Kegiatan sosialisasi produk & jasa perusahaan kepada  masyarakat (prospek pelanggan).
Contoh: pemasangan iklan,  konperensi pers, pameran, dll

2.       Memelihara pencitraan yang baik (image) perusahaan di mata masyarakat/konsumen.
Contoh: memberikan santunan, bea siswa, dll.

3.       Kegiatan kepedulian dan pertanggungjawaban terhadap dampak lingkungan hidup atau pencemaran limbah dan polusi akibat proses produksi perusahaan
Contoh: melakukan analisis dampak lingkungan (Amdal) secara kontinyu.

4.       Menjembatani kepentingan perusahaan dengan kepentingan masyarakat sekitar supaya tidak terjadi konflik yang akan mengganggu kegiatan operasional perusahaan.

o   Contoh: melakukan lobbying dengan wakil masyarakat setempat sehingga dapat dicapai suatu kesepakatan yang tidak akan merugikan salah satu pihak.

5.       Membina hubungan baik secara internal maupun eksternal dengan pelanggan dan masyarakat.
Contoh: kegiatan kebersamaan sesama karyawan dan managemen utnuk menciptakan etos kerja yang lebih baik; pelayanan purna jual yang memuaskan; proses produksi dan kegiatan perusahaan memperhatikan / peduli terhadap kesehatan dan kenyamanan lingkungan sekitar.

6.       Penyampaian laporan tahunan (annual reports) dan segala kegiatan perusahaan selama setahun kepada stakeholder serta menjelaskan asumsi dan achievement yang terjadi kepada shareholder.
Contoh: melakukan public expose, annual general meeting, dsb

c.       Organisasi Sosial

Organisasi sosial adalah organisasi yang bertujuan tidak mencari keuntungan, seperti organisasi keagamaan, lembaga swadaya masyarakat, dsb.

1.       Kegiatan pembinaan rohani kepada masyarkat untuk membentu perilaku (akhlak) yang baik sehingga dapat menciptakan suasana kondusif dalam kehidupan bermasyakat, berbangsa dan bernegara.
o   Contoh: kegiatan siraman rohani melalui media electronic (televise/radio), kegiatan pengajian dikomunitas sosial

2.       Sosialisasi kegiatan dan peran aktif lembaga swadaya masyarakat dalam memberikan konstribusi pemberdayaan ekonomi dan sosial kemasyarakatan
o   Contoh: bimbingan dan penyuluhan cara hidup sehat, pemberdayaan ekonomi masyarakat, dsb.


INISIASI 8

 Pembahasan terakhir adalah mengenai profesi, profesional dan profesionalisme humas. Sesuatu bidang disebut profesi dengan syarat, (1) Memiliki body of knowledge, (2) Memiliki kode etik profesi, dan (3) Adanya kontrol yang tertutup bagi orang yang ingin bergabung dengannya.

Opini 8:
Secara singkat kita bisa memahami bahwa profesi sebagai suatu pekerjaan, professional adalah pelakunya dan profesionalisme adalah suatu sikap atau idealisme.
Prinsip Dasar Profesionalisme diantaranya : keahlian, tanggung jawab dan norma yang mengatur kegiatan pelakunya.

Body of Knowledge atau badan pengetahuan bisa ditunjukkan dengan terumuskannya suatu model kerja ataupun model kerangka berpikir sebuah bidang dan bisa dilihat dari adanya suatu filsafat/falsafah, misi dan tujuan bidang tersebut secara jelas. Sedangkan Kode Etik adalah suatu perangkat pedoman tingkah laku yang mengikat semua anggota profesi. Kode Etik ini lazimnya disusun dan dikeluarkan oleh sebuah organisasi profesi. Terakhir, kontrol akses yang tertutup adalah adanya upaya yang dilakukan oleh (utamanya) organisasi profesi untuk menyelekasi dan atau memberi kriteria bagi orang yang ingin menjadi professional. Seleksi tersebut bisa berupa serangkaian test administrative, test pengetahuan dan skill. Pengukuhan oleh sebuah organisasi profesi juga bisa dikatagorikan sebagai kontrol.
 
Semoga bermanfaat..
_Anggit_